Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mereka dijanjikan akan diberi gaji tinggi, tetapi kemudian dipaksa bekerja dalam kondisi yang menyedihkan. Tak jarang mereka juga diancam dengan kekerasan jika mereka tidak mematuhi perintah atau mencoba melarikan diri.
"Dengan menyamar sebagai entitas yang sah, operasi mereka telah merambah ke area terlarang yang jauh dari perjudian seperti penipuan keuangan, pencucian uang, prostitusi, perdagangan manusia, penculikan, penyiksaan brutal, bahkan pembunuhan," kata Marcos dalam pidatonya.
Marcos menambahkan, "Pelecehan dan ketidakhormatan yang parah terhadap sistem hukum kita harus dihentikan."
Perintah penutupan Marcos mencakup perusahaan-perusahaan permainan judi online, yang telah memperoleh izin dari otoritas Filipina, dan perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi secara rahasia.
Perintah tersebut akan ditegakkan secara ketat meskipun skala tugasnya sangat besar, kata pejabat Filipina.
"Kebijakan mutlak presiden adalah tidak ada lagi POGO," kata Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin kepada The Associated Press bulan lalu.
Baca Juga: Taiwan Bersiap Hadapi Topan Gaemi, Pasar Keuangan Tutup dan Penerbangan Dibatalkan
Warga asing harus hengkang dalam 2 bulan
Sebelumnya Reuters memberitakan, Filipina telah memerintahkan pekerja asing yang bekerja di perusahaan perjudian online lepas pantai untuk meninggalkan negara itu dalam waktu dua bulan.
Hal tersebut ditegaskan oleh biro imigrasi Filipina pada hari Rabu (24/7/2024).
Kepala imigrasi Filipina Norman Tansingco mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pekerja asing memiliki waktu 59 hari untuk meninggalkan negara itu.
Sekitar 20.000 orang diperkirakan akan terkena dampak kebijakan tersebut, sebagian besar adalah warga negara China.
Dia menambahkan, pekerja asing yang tinggal di negara tersebut melebihi jangka waktu dua bulan akan dideportasi.