Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi
Minat Dirk Edward Ziff di sektor keuangan sudah muncul jauh hari sebelum ia menjadi pengusaha. Ia bahkan belajar keuangan secara formal dari pendidikan yang ditempuhnya. Minatnya lebih tinggi untuk terjun di dunia keuangan ketimbang membesarkan bisnis media warisan orangtuanya.
Usai lulus kuliah, Dirk pun menekuni bidang keuangan. Waktunya dihabiskan untuk menganalisis, membaca, berdiskusi dengan para pakar pasar modal. Ia juga memulai investasi di pasar saham.
Rugi di pasar saham tidak membuatnya kapok. Justru ia semakin tekun berinvestasi di pasar modal. Nama Dirk mulai dikenal sebagai fund manager setelah berhasil menghasilkan untung besar buat Kidder Peabody & Co, sebuah firma sekuritas di Amerika Serikat.
Sejalan dengan itu, Ziff Brother Investment yang ia dirikan bersama saudara kandungnya kian mendapat kepercayaan dari banyak investor untuk mengelola dananya.
Pria yang aktif dalam kegiatan komunitas keluarga Yahudi ini, punya strategi investasi yang menarik. Perusahaan Dirk menebar investasinya dengan mempertimbangkan kondisi geografis dari perusahaan yang sahamnya akan ia koleksi. Strategi lain yakni dengan rutin mengevaluasi pencapaian kinerja.
Dirk percaya untuk mendapatkan keuntungan yang besar bukan cuma persoalan durasi investasi. Namun lebih pada kekuatan analisis perusahaan. Sebagai fund manager harus paham dan mampu membaca situasi pasar modal.
Selain membaca kondisi pasar modal, Dirk juga memanfaatkan relasi untuk menjaring investor. Pria yang dengan harta kekayaan US$ 4,8 miliar ini memanfaatkan pergaulan untuk mendapatkan klien berbisnis.
Pernah diundang bermalam di White House dan berdialog dengan Pemerintah Amerika Serikat memberinya kesempatan dan berkenalan dengan lebih banyak relasi dari berbagai macam lini bisnis.
Salah satunya di bisnis perfilman. Ia pun ikut menanamkan uang hingga US$ 27 juta untuk studio film DreamWorks SKG.
Dirk secara langsung berdiskusi dengan sutradara kenamaan yakni Steven Spielberg dan Jeffrey Katzenberg sehingga membuatnya yakin membiakkan dana di Dream Works.
Strategi investasi Dirk ini mendapat pujian dari koleganya sesama fund manager yakni Michael Vranos. Vranos mengaku pernah mendapat keuntungan 60% setahun dari Ziff Brother Investment.
Pujian juga datang dari klien yang ditangani Ziff Brother Invesment. Sebut saja, Kidder Peabody & Co, yang ikut mencicipi cuan bisnis berkat campur tangan Ziff Brother Investment.
Ada juga, Barry Sternlicht yakni investor real estate yang berkat saran dari Dirk memutuskan membeli jaringan Hotel Westin seharga US$ 537 juta pada tahun 1995. Keputusan investasi tersebut sangat tepat dan menambah pundi-pundi harta Sternlicht. Sebagaimana diketahui, Westin adalah jaringan hotel internasional dari Starwood Hotel and Resorts.
Di sisi lain, Dirk juga dikenal dermawan dan aktif dalam kegiatan sosial. Dalam kegiatan keagamaan, Dirk terbilang aktif. Lahir dari keluarga Yahudi, Dirk tergabung dalam sejumlah kegiatan amal. Ia berasama istrinya membangun yayasan sosial. Keluarga Ziff memang terkenal dermawan yang telah dimulai dari sang kakek.
Pada tahun 2000, Dirk mendirikan Dirk E. Ziff Foundation. Yayasan ini fokus pada pendidikan dan konservasi lingkungan dan film. Memang aset dari yayasan ini terbilang kecil hanya U$ 5,5 juta. Namun Dirk juga terlibat Lincoln Center sejak tahun 1999.
Secara total, ia telah menyumbangkan dana lebih dari U$ 3 juta. Sementara sang istri, terlibat dalam Martha Vineyard Festival, yakni festival film. Sejak lima tahun, ia telah menyumbang U$ 500.000.
(Bersambung)
Berita Terkait
