Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Australia berkomitmen untuk bersama-sama mendanai pembangunan jaringan internet 5G di kawasan Pasifik Selatan. Ketiganya memiliki misi yang sama untuk mencegah China menguasai infrastruktur penting di kawasan itu.
Dilansir dari Kyodo, kerja sama trilateral tersebut diumumkan pada hari Senin (13/12) dan akan dicapai melalui operasi kawasan Pasifik oleh Digicel Group, sebuah penyedia jaringan telepon seluler dan hiburan rumah internasional yang bermarkas di Jamaika.
Digicel adalah penyedia layanan seluler di beberapa negara kepulauan termasuk Papua Nugini, Samoa dan Fiji. Namun kemampuan dalam meningkatkan jaringan komunikasinya masih tertinggal.
Baca Juga: Jepang kembali deteksi delapan kasus omicron baru, kini total ada 12 kasus
Pengumuman ini disampaikan satu satu hari setelah ketiga negara mengatakan akan membantu pembangunan kabel bawah laut untuk kebutuhan internet negara-negara kepulauan Pasifik seperti Mikronesia, Nauru dan Kiribati.
Pada Oktober lalu, perusahaan telekomunikasi terbesar di Australia, Telstra Corp., mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi operasi Pasifik milik Digicel menyusul kabar adanya ketertarikan dari China untuk mengambil alih proyek tersebut.
"Secara historis, kami memiliki hubungan yang mendalam dengan negara-negara di Pasifik, kami berbagi nilai demokrasi. Kita harus menghindari situasi di mana demokrasi terancam oleh kendali China atas jaringan telekomunikasi," ungkap seorang pejabat pemerintah Jepang, seperti dikutip Kyodo.
Baca Juga: Menlu AS Blinken bersaing rebut pengaruh dengan orang kuat ketiga Rusia di Indonesia
Mayoritas pembelian, yang senilai US$ 1,6 miliar, akan didanai oleh pemerintah Australia, dengan Jepang dan AS berkontribusi pada operasi bisnis melalui kemitraan publik-swasta.
Sebuah perusahaan Jepang kabarnya akan menawarkan peralatan canggih untuk menyediakan jaringan 5G. Teknologi "Open RAN" yang digunakan memungkinkan interoperabilitas antara vendor yang berbeda untuk jaringan nirkabel seluler.
Kyodo melaporkan, pendanaan untuk proyek tersebut dapat disediakan oleh Japan Bank for International Cooperation yang berafiliasi dengan pemerintah dan tiga megabank Jepang.
Pemerintah ketiga negara semakin waspada terhadap pengaruh China yang berkembang di kawasan Pasifik, terutama potensi pencurian informasi. Jaringan telekomunikasi yang dikendalikan oleh China juga dinilai dapat menyebabkan gangguan pada kegiatan sosial dan ekonomi.