kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang belikan Vietnam enam kapal patroli untuk menghadang China


Kamis, 13 Agustus 2020 / 13:25 WIB
Jepang belikan Vietnam enam kapal patroli untuk menghadang China
ILUSTRASI. Kapal patroli China yang terlihat dari atas kapal patroli Vietnam. Keduanya bertemu di perairan Laut China Selatan pada tahun 2014 silam.


Sumber: Japantimes | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Beberapa waktu belakangan, China semakin meningkatkan klaimnya di Laut China Selatan. Tak pelak, sejumlah negara tetangga China pun ketar-ketir dibuatnya. Tak terkecuali Vietnam.

Terkait hal ini, melansir Japan Times, Jepang telah menandatangani perjanjian pinjaman senilai ¥ 36,6 miliar atau setara US$ 345 juta dengan Vietnam.

Nantinya, dana itu akan digunakan Vietnam untuk membeli enam kapal patroli guna meningkatkan kemampuan penegakan hukum maritimnya, saat Beijing meningkatkan klaimnya di Laut China Selatan.

Jepang telah mengkritik militerisasi China di wilayah yang disengketakan, serta perluasan aktivitasnya di wilayah maritim dan udara, di Laut China Selatan. Menurut Japan Times, Jepang mengatakan tindakan tersebut mewakili upaya sepihak untuk mengubah status quo regional secara paksa.

Baca Juga: Hadapi ancaman China, Taiwan naikkan belanja militer 10% pada 2021

Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) menandatangani perjanjian dengan pemerintah Vietnam di Hanoi pada 28 Juli lalu.

Menurut seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang, Tokyo telah memberi kapal penangkap ikan ke Vietnam. Akan tetapi, ini akan menjadi kali pertama Tokyo memberi Hanoi kapal patroli. Enam kapal itu merupakan kapal baru dan merupakan buatan Jepang.

Baca Juga: 'Xi Jinping ganggu Taipei untuk alihkan perhatian dari masalah domestik'

“Proyek ini akan memberikan pendanaan kepada Penjaga Pantai Vietnam untuk pengadaan kapal, mendukung peningkatan operasi penyelamatan maritim dan penegakan hukum maritim,” kata JICA dalam sebuah pernyataan. “Ini juga akan meningkatkan kebebasan navigasi.”

Isu seputar Laut Cina Selatan menjadi perhatian tidak hanya bagi Jepang - yang memiliki jalur laut utama di kawasan itu - tetapi juga bagi masyarakat internasional, yang memandangnya karena terkait langsung dengan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×