kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Jepang Mencari Perdana Menteri Baru


Selasa, 02 September 2008 / 14:14 WIB
Jepang Mencari Perdana Menteri Baru


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Jepang kini tengah mencari pemimpin baru. Pasalnya, Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukudo menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya. Itu artinya, Fukuda merupakan PM kedua yang secara tidak terduga mengundurkan diri dalam masa kepemimpinan yang belum genap setahun. Para analis dan media Jepang mengatakan, bahwa mantan Menteri Luar Negeri Taro Aso merupakan kandidat kuat pada bursa pencalonan perdana menteri Jepang nanti.

Adanya kevakuman kebijakan, mengancam perekonomian Jepang mengarah ke jurang resesi. Menurut Aso, ia merupakan kandidat yang pas untuk memimpin Negeri Sakura tersebut. Jika ia berhasil memenangkan jabatan bergengsi itu, maka Aso akan menjadi PM ke 11 Jepang dalam 15 tahun terakhir.

Adanya guncangan politik tersebut membuat para pelaku pasar ikut khawatir. Akibatnya, saham Nikkei Jepang turun 1,8% karena investor asing khawatir atas tindakan pimpinan Jepang yang sepertinya lepas tangan atas semua tanggungjawabnya. Sementara itu, kontrak obligasi pemerintah mengalami peningkatan.

“Saya rasa (Fukuda) merasa ada pekerjaan yang belum selesai, dan dia ingin pekerjaan tersebut dilanjutkan. Jika ada seseorang yang mendiskusikan isu ini dengannya, termasuk di antaranya paket ekonomi, saya rasa saya adalah orang yang pas untuk mengemban amanat tersebut,” jelas Aso dalam sebuah konferensi pers. 

Minggu lalu, Fukuda mengeluarkan paket ekonomi dengan janji adanya pemangkasan pajak dan berencana menggelontorkan dana sebesar US$ 16,5 miliar untuk anggaran belanja baru tahun ini. Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk membantu meredakan penderitaan warga Jepang akibat kenaikan harga minyak dan pangan. Hanya saja, belum lagi paket ekonomi itu dijalankan, dia melihat tingkat kepopuleran atas pemerintahannya semakin merosot.




TERBARU

[X]
×