Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - POCHEON, Korea Selatan. Sebanyak 15 orang terluka di Korea Selatan, setelah bom yang dijatuhkan oleh jet tempur selama latihan militer mendarat di kawasan permukiman, merusak rumah dan sebuah gereja di Pocheon.
Sebagaimana pernyataan resmi dari Angkatan Udara Korea Selatan dan badan pemadam kebakaran setempat pada Kamis (6/3).
Badan pemadam kebakaran menyatakan bahwa dari 15 korban, dua orang mengalami luka serius.
Baca Juga: Pesawat Angkatan Udara Korea Selatan Jatuhkan Bom di Pemukiman, 8 Orang Terluka
Pocheon terletak sekitar 40 kilometer timur laut Seoul, dekat perbatasan yang dijaga ketat dengan Korea Utara.
Angkatan Udara Korea Selatan menjelaskan bahwa delapan bom Mk82 seberat 500 pon (225 kg) dari dua jet KF-16 jatuh di luar area latihan tembak selama latihan bersama.
"Kami meminta maaf atas kerusakan yang disebabkan oleh insiden pelepasan bom yang tidak normal ini dan berharap para korban segera pulih," kata Angkatan Udara dalam pernyataan resminya.
Seorang pejabat militer yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa insiden ini terjadi akibat kesalahan pilot dalam memasukkan koordinat.
Dua jet tersebut kemudian menjatuhkan masing-masing empat bom, yang semuanya meledak.
Baca Juga: Ini Waktu Terbaik untuk Liburan Ke Korea Selatan, Maret-April Jadi Favorit
Otoritas setempat akan menangguhkan latihan tembak langsung hingga penyebab pasti kejadian ini teridentifikasi, tetapi insiden ini tidak akan berdampak pada latihan militer besar antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang dijadwalkan mulai Senin mendatang, kata pejabat tersebut.
Warga sekitar telah lama memprotes gangguan dan potensi bahaya dari area latihan militer yang berdekatan dengan pemukiman mereka.
Foto dari lokasi kejadian menunjukkan sebuah rumah hancur akibat ledakan, kaca jendela pecah, dan bangunan gereja yang dipenuhi puing-puing.
Rekaman kamera keamanan yang ditayangkan di televisi lokal menangkap momen sebelum dan saat insiden terjadi, menunjukkan sebuah truk pikap melaju di jalan yang dikelilingi pepohonan sebelum ledakan besar melanda area tersebut.
"Hal yang tak terbayangkan telah terjadi," kata Wali Kota Pocheon, Baeck Young-hyeun, yang mendesak pemerintah dan militer untuk segera mengambil langkah guna mencegah insiden serupa di masa depan.
Baca Juga: Korea Utara Kritik Pemerintahan Trump karena AS Meningkatkan Provokasi
Kementerian Pertahanan sebelumnya mengumumkan bahwa pasukan Korea Selatan dan AS sedang mengadakan latihan tembak langsung pertama mereka di Pocheon, terkait dengan latihan militer tahunan yang akan dimulai pekan depan.
Latihan gabungan Freedom Shield, yang dijadwalkan berlangsung pada 10-20 Maret, bertujuan meningkatkan kesiapan aliansi menghadapi ancaman, termasuk dari Korea Utara, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
Latihan tahun ini juga akan memasukkan "pelajaran dari konflik bersenjata terbaru" serta mempertimbangkan meningkatnya kerja sama antara Korea Utara dan Rusia, tambahnya.
"Para perencana kami mengamati tren global yang berubah dan mencari cara untuk mengintegrasikannya ke dalam latihan kami," kata Ryan Donald, juru bicara Pasukan Amerika Serikat di Korea (USFK), dalam konferensi pers pada Kamis.
Sekitar 70 sesi latihan lapangan gabungan dijadwalkan dalam latihan militer tahun ini, menurut juru bicara JCS Korea Selatan, Lee Sung-jun.