kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jika Perang dengan China Pecah, Taiwan Adopsi Strategi Pertempuran Ukraina


Kamis, 10 Maret 2022 / 23:05 WIB
Jika Perang dengan China Pecah, Taiwan Adopsi Strategi Pertempuran Ukraina


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Ahli strategi militer Taiwan telah mempelajari invasi Rusia ke Ukraina. Dan, perlawanan Ukraina akan menjadi strategi pertempuran Taiwan jika terjadi perang dengan China.

"Ukraina, di bawah kondisi yang tidak menguntungkan dari musuh yang lebih besar dari mereka, telah secara efektif menahan serangan militer Rusia," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporan kepada parlemen pada Kamis (10/3), seperti dilansir Reuters.

Militer Taiwan telah "merujuk" pengalaman Ukraina untuk bisa memanfaatkan pertempuran di tanah airnya dan sudah memasukkan "perang asimetris" ke dalam perencanaan, Kementerian Pertahanan Tawian menambahkan.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah memperjuangkan gagasan "perang asimetris", untuk membuat pasukannya lebih mobile dan sulit diserang, misalnya, dengan memasang rudal di kendaraan.

Baca Juga: Taiwan: Jika Terjadi Perang dengan China, Semua akan Sengsara bahkan Pemenangnya

Hanya, tidak peduli siapa yang menang dalam perang di masa depan antara Taiwan dan China, itu akan menjadi "kemenangan yang menyedihkan", Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan pada Kamis (10/3).

Menurut Chiu, kedua belah pihak akan membayar harga yang mahal jika terjadi konflik antara China dan Taiwan, dengan Beijing telah berjanji untuk merebut kembali pulau itu, dengan kekerasan jika perlu.

“Jika terjadi perang, terus terang, semua orang akan sengsara, bahkan untuk pemenangnya,” katanya, seperti dikutip Reuters.

"Seseorang harus benar-benar memikirkan ini," ungkap Chiu sebelum sesi parlemen Taiwan tentang implikasi keamanan dari invasi Rusia ke Ukraina. "Semua orang harus menghindari perang".

Baca Juga: Rusia Merilis Daftar Negara yang Tidak Bersahabat, Siapa Saja?

Sementara Taiwan telah meningkatkan tingkat siaganya sejak perang di Ukraina, Taipe melaporkan, tidak ada kegiatan militer China yang tidak biasa.

Meskipun, Angkatan Udara China terus melakukan misi sesekali ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. "Kami melihat perubahan dengan tenang dan kami siap untuk itu," ujar Chiu tentang China.

Dewan Urusan Taiwan yang membuat kebijakan China mengatakan pada Rabu (9/3) dalam sebuah laporan kepada parlemen, China terlalu sibuk dengan memastikan stabilitas untuk kongres Partai Komunis pada akhir tahun untuk tiba-tiba meningkatkan ketegangan dengan Taiwan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×