kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Taiwan: Jika Terjadi Perang dengan China, Semua akan Sengsara bahkan Pemenangnya


Kamis, 10 Maret 2022 / 14:39 WIB
Taiwan: Jika Terjadi Perang dengan China, Semua akan Sengsara bahkan Pemenangnya
ILUSTRASI. Jet tempur F-16V di landasan pacu di pangkalan Angkatan Udara, saat militer Taiwan mengadakan latihan untuk peningkatan kesiapsiagaan, di tengah meningkatnya ancaman dari China, di Chiayi, Taiwan, 5 Januari 2022. Photo by Ceng Shou Yi/Reuters.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Tidak peduli siapa yang menang dalam perang di masa depan antara Taiwan dan China, itu akan menjadi "kemenangan yang menyedihkan", Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan pada Kamis (10/3).

Menurut Chiu, kedua belah pihak akan membayar harga yang mahal jika terjadi konflik antara China dan Taiwan, dengan Beijing telah berjanji untuk merebut kembali pulau itu, dengan kekerasan jika perlu.

“Jika terjadi perang, terus terang, semua orang akan sengsara, bahkan untuk pemenangnya,” katanya, seperti dikutip Reuters.

"Seseorang harus benar-benar memikirkan ini," ungkap Chiu sebelum sesi parlemen Taiwan tentang implikasi keamanan dari invasi Rusia ke Ukraina. "Semua orang harus menghindari perang".

Baca Juga: Taiwan Pelajari Perang Ukraina untuk Strategi Pertempuran Hadapi China

Sementara Taiwan telah meningkatkan tingkat siaganya sejak perang di Ukraina, Taipe melaporkan, tidak ada kegiatan militer China yang tidak biasa.

Meskipun, Angkatan Udara China terus melakukan misi sesekali ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. "Kami melihat perubahan dengan tenang dan kami siap untuk itu," ujar Chiu tentang China.

Dewan Urusan Taiwan yang membuat kebijakan China mengatakan pada Rabu (9/3) dalam sebuah laporan kepada parlemen, China terlalu sibuk dengan memastikan stabilitas untuk kongres Partai Komunis pada akhir tahun untuk tiba-tiba meningkatkan ketegangan dengan Taiwan.

Ahli strategi militer Taiwan telah mempelajari invasi Rusia ke Ukraina. Dan, perlawanan Ukraina akan menjadi strategi pertempuran Taiwan jika terjadi perang dengan China.

Baca Juga: Rusia Merilis Daftar Negara yang Tidak Bersahabat, Siapa Saja?

"Ukraina, di bawah kondisi yang tidak menguntungkan dari musuh yang lebih besar dari mereka, telah secara efektif menahan kegiatan tempur militer Rusia," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporan terpisah kepada parlemen pada Kamis (10/3), seperti dilansir Reuters.

Militer Taiwan telah "merujuk" pengalaman Ukraina untuk bisa memanfaatkan pertempuran di tanah airnya dan sudah memasukkan "perang asimetris" ke dalam perencanaan, Kementerian Pertahanan Tawian menambahkan.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah memperjuangkan gagasan "perang asimetris", untuk membuat pasukannya lebih mobile dan sulit diserang, misalnya, dengan rudal yang dipasang di kendaraan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×