kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Jobs pernah minta Google stop rekrut karyawannya


Sabtu, 28 Januari 2012 / 17:44 WIB
Jobs pernah minta Google stop rekrut karyawannya
ILUSTRASI. Berapa lama tubuh kebal terhadap corona pasca sembuh dari Covid-19? Ini kata peneliti. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/rwa.


Reporter: Edy Can, Reuters | Editor: Edy Can


CALIFORNIA. Bos Apple Steve Jobs ternyata pernah secara terang-terangan meminta Direktur Utama Google Inc. Eric Schmidt berhenti merekrut teknisinya. Hal ini terungkap dalam sidang gugatan class action terhadap Apple, Google dan lima perusahaan teknologi lainnya.

Permintaan Jobs itu dilayangkan kepada Schmidt melalui surat elektronik pada Maret 2007 silam. Dalam surat itu, Jobs meminta Schmidt tidak merekrut tenaga kerja Apple. Ketika itu Schmidt juga anggota dewan direksi Apple.

"Saya akan sangat senang jika departemen rekrutmen Anda stop melakukan hal tersebut," tulis Jobs dalam emailnya itu.

Lantas Schmidt membalas surat Jobs tersebut. "Bisakah Anda menghentikan hal ini terjadi? Beritahu saya, mengapa hal ini terjadi," tanya Schmidt dalam surat balasan itu.

Direktur rekrutmen Google yang ingin memperkerjakan teknisi Apple itu akhirnya meminta maaf. "Tolong sampaikan permohonan maaf saya kepada Jobs," tulisnya.

Juru bicara Google Niki Fenwick mengakui perusahaannya selalu agresif mencari tenaga kerja yang hebat. Dia mengaku pihaknya mencari bakat-bakat yang hebat. Sementara juru bicara Apple belum memberikan tanggapan atas munculnya sengketa ini.

Email ini muncul dalam gugatan class action yang diajukan lima teknisi melawan Apple, Google dan lima perusahaan teknologi informasi. Mereka menuding, perusahaan tersebut berkonspirasi untuk memberikan kompensasi yang rendah untuk menghapus kompetisi untuk mempekerjakan tenaga ahli.




TERBARU

[X]
×