Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan memperbesar anggaran belanja menjadi sebesar US$ 6 triliun pada 2022 mendatang. Konsekuensinya, pemerintah AS akan mencatatkan defisit tahunan lebih dari US$ 1,3 triliun pada dekade berikutnya.
Dilansir Bloomberg, Jumat (28/5), Biden masih memperhitungkan rencana tersebut sebelumnya diungkapkan ke publik, termasuk penerapan pajak baru dan pos pengeluaran pemerintah sebagaimana dokumen rencana anggaran yang diperoleh media.
Itu semua dilakukan dengan penuh pertimbangan karena pemerintah percaya bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkan akan mempengaruhi tingkat inflasi, ketersediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Melalui rencana tersebut, diperkirakan pengeluaran akan meningkat menjadi US$ 8,2 triliun pada 2031. Sementara utang federal akan meningkat menjadi 117% dari produk domestik bruto (PDB) selama dekade berikutnya.
Baca Juga: AS tinjau ulang teori kebocoran laboratorium Wuhan, China marah besar
Seperti kebanyakan anggaran kepresidenan, dokumen ini sebagian besar masih bersifat aspiratif. Namun menawarkan pandangan ekspansif secara keseluruhan sebagai upaya Biden untuk meningkatkan ukuran dan ruang lingkup pemerintah federal.
Pemerintah AS memperkirakan ekonomi akan tumbuh di bawah 2% per tahun untuk sebagian besar dekade setelah inflasi diperhitungkan.
Menanggapai hal itu, Partai Demokrat yang hanya memiliki suara mayoritas kecil di DPR dan Senat menyatakan bahwa mereka tidak mungkin sepenuhnya mengadopsi proposal anggaran Biden tersebut.
Sementara itu, anggota parlemen dari Partai Republik menyatakan keberatan. Seperti, Senator Mike Braun dari Indiana mengatakan rencana anggaran senilai US$ 6 triliun sebagai suatu yang luar biasa dan gila.
Pada kesempatan berbeda, Analis Goldman Sachs Group Inc.memperkirakan, Kongres AS pada akhirnya akan menyetujui pos pengeluaran baru dan kebijakan keringanan pajak sekitar US$ 3 triliun selama 10 tahun. Kongres AS akan menyetujui kenaikan pajak, dan sebagian besar terkait capital gain dan korporasi.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki menolak mengomentari keakuratan angka rencana belanja pemerintah tersebut, tetapi ia menilai wajar ukuran proposal anggaran itu. Menurutnya, anggaran akan memprioritaskan pada pengendalian pandemi.
"Kemudian fokus untuk membuat ornag kembali bekerja mulai dari proposal rencana pekerjaan bagi warga Amerika, rencana penyelamatan Amerika, rencana penyelamatan keluarga di Amerika yang akan menempatkan kami pada pijakan keuangan yang lebih baik dari waktu ke waktu,” kata Psaki.