kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jubir Obama: Tudingan Romney absurd


Selasa, 09 Oktober 2012 / 19:11 WIB
Jubir Obama: Tudingan Romney absurd
ILUSTRASI. Promo JSM Alfamart 6-10 Agustus 2021


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Umar Idris

CALIFORNIA. Menanggapi pidato Romney di Virginia kemarin yang menyoroti kegagalan Obama menjalankan politik perdagangan luar negeri AS, juru kampanye Obama membantahnya. Juru bicara kampanye Obama Jen Psaki menilai pernyataan tersebut berdasarkan "premis yang tidak masuk akal."

Data dari juru kampanye Obama menunjukkan bahwa Obama telah menegosiasikan ulang perjanjian perdagangan bebas antara AS dengan mitranya dan membuatnya menjadi lebih baik untuk para pekerja, industri otomotif, dan industri daging Amerika. "Itu sebabnya kami tak hanya mendapatkan hal tersebut melalui Konggres, tapi Presiden benar-benar mengesahkannya menjadi sebuah hukum," kata Jen Psaki seperti dikutip oleh Bloomberg pada para reporter yang menyertai Obama di California.

Persoalan mengesahkan perjanjian perdagangan bebas memang bukan perkara sepele. Perlu dua bagian proses. Pertama, perjanjian itu ditandatangani oleh negara lain, selanjutnya Presiden harus mendapatkan persetujuan dan tanda tangan Konggres untuk mengesahkannya berdasarkan hukum peraturan undang-undang. Selama dua tahun masa kepemimpinannya, Obama telah menangani keberatan dari beberapa perusahaan AS termasuk Ford Motor Co. dan serikat pekerja. Akhirnya, perjanjian tersebut menyertakan beberapa poin baru terkait tarif kendaraan (auto tariffs) dari Korea Selatan, informasi pertukaran pajak dengan Panama dan asuransi hak buruh dari Kolombia.

Meskipun rancangan ketiga perjanjian perdagangan bebas tersebut telah dinegosiasikan di pemerintahan sebelum Obama, tetap ada persoalan menembus persetujuan Konggres yang harus dilalui. "Mendapatkan persetujuan Konggres bukan perkara gampang," kata Michael Moore, profesor ekonomi di Universitas George Washington yang juga melayani pemerintahan Presiden Bush sebagai ekonomis spesialis di bidang perdagangan internasional seperti dikutip oleh Bloomberg.

Sementara itu, Gary Hufbauer, pengamat senior Peterson Institute for International Economics di Washington menilai bahwa meskipun kerja Obama terlihat lamban namun ia berhasil memuluskan pengesahan perjanjian perdagangan bebas tersebut. Perjanjian dengan Korea Selatan ini juga dinilai sebagai yang terbesar bagi AS sejak Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara di tahun 1994. Komisi Perdagangan Internasional AS memperkirakan hal itu mendongkrak ekspor AS di tahun pertama terhitung sejak diefektifkan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×