kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jumlah Pernikahan Baru di China Melonjak 12,4% pada Tahun 2023


Senin, 18 Maret 2024 / 14:37 WIB
Jumlah Pernikahan Baru di China Melonjak 12,4% pada Tahun 2023
ILUSTRASI. People cross a street in Beijing, China May 15, 2019. REUTERS/Thomas Peter


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Jumlah pernikahan baru di China melonjak 12,4% pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Membalikkan tren penurunan yang telah berlangsung selama hampir satu dekade karena semakin banyak kaum muda yang menikah setelah menunda pernikahan mereka karena pandemi COVID -19.

Jumlah pengantin baru meningkat menjadi 7,68 juta tahun lalu, menurut data yang dirilis Kementerian Urusan Sipil pekan lalu.

Baca Juga: Filipina Bantah China Soal Sengketa LCS, China Tawarkan Proposal Tapi Diabaikan

Jumlah ini meningkat sebanyak 845.000 pasangan dibandingkan tahun 2022, namun masih jauh di bawah puncak sebanyak 13,47 juta pasangan pada tahun 2013.

Data tersebut muncul setelah Perdana Menteri China Li Qiang berjanji pada bulan Maret bahwa pemerintahnya akan berupaya mewujudkan “masyarakat yang ramah terhadap kelahiran dan mendorong pembangunan populasi yang seimbang dan jangka panjang”, serta mengurangi biaya persalinan, pengasuhan anak, dan pendidikan.

Para pembuat kebijakan sedang berjuang mencari cara untuk membalikkan penurunan populasi, dimana angka kelahiran menurun dan masyarakat menua dengan cepat.

Sekitar 300 juta orang China diperkirakan akan memasuki masa pensiun pada dekade mendatang – setara dengan hampir seluruh populasi AS.

Asal tahu, populasi China mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2023. Seiring dengan rendahnya rekor angka kelahiran dan kematian akibat COVID-19 yang mempercepat penurunan yang dikhawatirkan akan berdampak besar pada potensi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Baca Juga: Rusia, China, dan Iran Jadi Alasan Perdagangan Senjata Global Terus Meningkat

Tingkat perkawinan sangat erat kaitannya dengan tingkat kelahiran, hal ini memberikan dukungan bagi para pembuat kebijakan.

Peningkatan perkawinan dapat menghasilkan lebih banyak bayi dan mengurangi penurunan populasi pada tahun 2024.

Semakin banyak bayi yang dilahirkan di rumah sakit di seluruh China pada Tahun Naga, yang dimulai pada 10 Februari, outlet berita keuangan Yicai baru-baru ini melaporkan dan lambang zodiak Naga China diyakini sangat membawa keberuntungan.

Namun, banyak generasi muda yang memilih untuk tetap melajang atau menunda pernikahan. Faktornya adalah prospek pekerjaan yang buruk, tingginya angka pengangguran di kalangan muda, dan rendahnya kepercayaan konsumen seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×