Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Pertahanan AS alias Pentagon kembali menyampaikan kekhawatirannya pada manuver China, yang kini dikabarkan telah memiliki 110 silo rudal balistik.
Laporan mengenai ratusan rudal silo China ini pertama kali muncul pada hari Senin (26/7) dari Federasi Ilmuwan Amerika (AFS). Melalui gambar satelit yang dirilis, AFS menunjukkan China sedang membangun ladang silo baru di dekat Hami di bagian timur Xinjiang.
Pada hari Selasa (27/7), Pentagon dan para anggota Kongres dari Partai Republik mulai menegaskan kebenaran laporan tersebut.
Beberapa minggu sebelum ini, laporan serupa menunjukkan adanya pembangunan sekitar 120 silo rudal di Yumen, daerah gurun di tenggara China.
"Ini adalah kedua kalinya dalam dua bulan publik menemukan apa yang telah kami katakan selama ini tentang meningkatnya ancaman yang dihadapi dunia dan tabir kerahasiaan yang mengelilinginya," ungkap Komando Strategis AS melalui Twitter resminya, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Jumlah hulu ledak nuklir dunia mencapai 13.130, ini negara pemiliknya
Awal bulan ini, Departemen Luar Negeri AS menyebut pembangunan nuklir China mengkhawatirkan dan mengatakan tampaknya China mulai menyimpang dari aturan nuklir yang telah disepakati secara global.
Sebuah laporan Pentagon di tahun 2020 memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir China ada di angka 200-an. Namun Pentagon yakin bahwa jumlahnya akan meningkat seiring pesatnya perkembangan militer China.
Di sisi lain, AS disebut telah memiliki hingga 3.800 hulu ledak nuklir, dan menurut lembar fakta Departemen Luar Negeri, 1.357 di antaranya dikerahkan pada 1 Maret.
Rajinnya China membangun persenjataan nuklir ini membuat AS kerap mengajaknya untuk bergabung dalam perjanjian kontrol senjata baru (New START) bersama Rusia.
Namun, China tidak menanggapi ajakan tersebut.