Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada hari Kamis (4/11) mengumumkan bahwa dirinya akan mengambil peran ganda dalam pemerintahan dengan menjalankan tuga menteri luar negeri. Hal ini dilakukan sampai kabinet barunya resmi terbentuk.
Dilansir dari Kyodo, Kishida rencananya akan meluncurkan kembali kabinetnya setelah parlemen Jepang mengadakan sesi khusus minggu depan.
Partai Demokrat Liberal (LDP) sebelumnya telah menunjuk Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi ke posisi sekretaris jenderal kedua. Motegi kemungkinan besar akan digantikan oleh mantan menteri pendidikan Yoshimasa Hayashi.
"Sampai kabinet baru terbentuk, saya berpikir untuk bekerja sebagai menteri luar negeri juga," kata Kishida yang sempat menjabat sebagai menteri luar negeri pada periode 2012-2017 di bawah pemerintahan Shinzo Abe.
Baca Juga: Demi Indo-Pasifik yang bebas & terbuka, Jepang berjanji perkuat hubungan dengan ASEAN
Berdasarkan Konstitusi Jepang, kabinet harus mengundurkan diri secara massal saat Diet membuka sesi pertamanya setelah pemilihan umum berlangsung. Pada momen itu, Diet akan memilih Kishida sebagai perdana menteri dan dia kemudian akan meluncurkan kembali kabinet.
Kishida, yang baru menjabat selama satu bulan, diharapkan bisa segera bekerja dengan fokus sebagai perdana menteri dan membagi tugas kepada kabinetnya.
Terpilih sebagai pemimpin negara di masa pandemi, Kishida telah menegaskan bahwa prioritasnya saat ini adalah untuk membebaskan Jepang dari jeratan Covid-19.
"Karena saya telah mendapatkan mandat rakyat melalui pemilihan umum, saya sekarang berencana untuk segera menerapkan kebijakan pada isu-isu kunci seperti pandemi virus corona serta tantangan ekonomi dan diplomatik," kata Kishida pada hari Kamis.
Baca Juga: PM Fumio Kishida siap mengabdikan diri untuk mengakhiri krisis Covid-19 di Jepang
Menteri luar negeri sebelumnya ditunjuk sebagai sekretaris jenderal terjadi setelah pendahulunya Akira Amari mengundurkan diri karena kalah dalam pemilihan DPR hari Minggu (31/10). Amari sendiri baru menjabat selama sebulan.
Toshimitsu Motegi terbilang sanggup menjalankan perannya sebagai menteri luar negeri dengan cukup baik. Pada bulan September lalu, Motegi juga ikut bersaing dalam pemilihan ketua partai, yang juga akan menjadi perdana menteri.
Motegi juga dikenal memiliki hubungan dekat dengan mantan perdana menteri Shinzo Abe dan Taro Aso, menujukkan pengalamannya yang panjang di pemerintahan.