Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Minggu (6/2) memastikan bahwa pihaknya tidak akan mengirim senjata mematikan ke Ukraina. Scholz menegaskan bahwa Jerman tidak akan pernah memasok senjata ke wilayah yang dilanda konflik.
"Pemerintah Jerman telah mengambil langkah yang jelas sejak lama. Kami tidak pernah memasok senjata mematikan ke wilayah krisis dan tidak akan memasoknya ke Ukraina," ungkap Scholz, seperti dikutip TASS.
Lebih lanjut, Scholz juga bertekad untuk meneruskan komitmen pendahulunya, Angela Merkel, untuk ada di jalur damai. Kanselir juga mengutip hasil jajak pendapat warga Jerman yang sebagian besar sejalan dengan langkah pemerintah.
"Tugas saya adalah melakukan apa yang menjadi kepentingan rakyat Jerman dan dalam hal ini adalah sudut pandang warga negara kami," kata Scholz sebelum bertolak ke Amerika Serikat.
Baca Juga: Sesuai Perintah Biden, Tentara AS Mulai Tiba di Polandia untuk Lindungi Ukraina
Jerman sampai saat ini berada di bawah tekanan kuat dari rekannya di Uni Eropa, terutama Polandia dan negara-negara Baltik, untuk segera mengirimkan teguran keras ke Rusia atas aktivitas militernya di perbatasan Ukraina.
Meski tidak akan memasok persenjataan ke Ukraina, Jerman baru-baru disebutkan akan menjadi tuan rumah sekitar 300 pasukan AS yang dikirim Presiden Joe Biden untuk mengamankan Eropa Timur. AS sedang bersiap mengirim 3.000 pasukan, sebagian besar dikerahkan di Polandia dan Rumania.
Baca Juga: Biden Meminta 3.000 Tentara AS Segera Dikerahkan ke Eropa Timur untuk Mengadapi Rusia
Akhir pekan lalu, rombongan pasukan yang mulai datang di Polandia. Dalam beberapa hari ke depan, pasukan tambahan yang akan dikerahkan ke Rumania dan Jerman kemungkinan juga akan segera datang.
Surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung, pada hari Jumat (4/2) mengabarkan bahwa kedutaan Ukraina di Berlin telah mengeluarkan catatan lisan kepada kementerian luar negeri Jerman dengan daftar senjata yang diinginkan Kiev.
Keengganan Jerman untuk bersikap keras terhadap Rusia dan komitmennya untuk tidak memasok senjata ke Ukraina sempat dikritik sejumlah pejabat Ukraina. Mereka menyebut Jerman telah mengkhianati sahabatnya.