CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kapal induk USS Ronald Reagan bertolak dari Laut China Selatan ke Laut Arab


Minggu, 30 Mei 2021 / 09:15 WIB
Kapal induk USS Ronald Reagan bertolak dari Laut China Selatan ke Laut Arab


Sumber: Wall Street Journal | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kapal induk USS Ronald Reagan andalan Angkatan Laut AS di Asia Pasifik dikabarkan sudah bertolak ke Laut Arab untuk menjalankan misi selanjutnya, yaitu menjemput sisa tentara AS di Afghanistan.

Dalam lanjutan proses penarikan tentaranya dari Afghanistan, militer AS dikabarkan mengerahkan kapal induk USS Ronald Reagan, satu-satunya kapal induk yang saat ini beroperasi di Asia Pasifik.

Wall Street Journal melaporkan, mengutip pejabat pertahanan anonim, kapal induk tersebut telah meninggalkan pangkalannya di Jepang dan kemungkinan akan pindah ke Laut Arab musim panas ini.

Kapal induk disebut akan menghabiskan empat bulan untuk melaksanakan tugas barunya di Laut Arab. USS Ronald Reagan akan mengisi posisi USS Dwight D. Eisenhower, yang saat ini dikerahkan di Timur Tengah dan akan kembali ke AS pada bulan Juli.

Penugasan USS Ronald Reagan di Afghanistan diperkirakan akan berakhir pada 11 September mendatang, bertepatan dengan batas akhir penarikan tentara AS dari Afghanistan.

Presiden AS Joe Biden telah memutuskan untuk menarik sisa 2.500 tentaranya di Afghanistan tahun ini. Penarikan sudah dimulai sejak 1 Mei lalu, dibarengi dengan penarikan pasukan gabungan NATO.

Baca Juga: Taliban mengancam negara sekitar agar tidak menampung tentara AS

Meninggalkan Laut China Selatan

Kepergiaan USS Ronald Reagan ke Laut Arab sepertinya akan membuat kawasan Laut China Selatan dan Selat Taiwan jauh dari jangkauan kapal induk AS, setidaknya untuk beberapa bulan ke depan.

Meskipun demikian, kehilangan satu kapal induk jelas tidak akan mengendurkan operasi "kebebasan navigasi" AS di wilayah tersebut. Armada kapal perusak dan kapal perang lainnya masih banyak tersedia untuk berpatroli.

Artinya, kapal-kapal militer AS akan tersebar di Laut China Selatan hingga Laut Arab dalam beberapa bulan ke depan sampai akhir tahun.

Bagi China, kehadiran kapal AS di sekitar wilayahnya dianggap sebagai sebuah tantangan, terlebih banyak laut internasional yang diklaim sebagai milik China.

China telah berulang kali memperingatkan bahwa kehadiran kapal perang AS di Laut China Selatan suatu hari dapat menyebabkan kecelakaan atau konfrontasi bersenjata.

Selanjutnya: Meski seluruh tentaranya ditarik, AS berjanji akan tetap hadir di Afghanistan



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×