Reporter: Ignatia Ivani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) melakukan penyelidikan khusus pada Jumat (8/7) atas kecelakaan Tesla Model 3 2018 di Florida pada Rabu silam. Insiden ini menewaskan pengemudi (66) beserta penumpang (67) asal Lompoc, California.
Mengutip Reuters, dikaji dari olah perkara, seorang juru bicara kepolisian meyebutkan ada yang hal janggal pada fitur canggih, autopilot yang terpasang pada kendaraan. Penyelidikan ini sebagai langkah yang harus dilakukan sebelum kendaraan Tesla dilakukan penarikan kembali (recall).
Dari evaluasi NHTSA menilai kinerja sistem pada 765.000 kendaraan usai banyaknya kecelakaan yang terjadi pada kendaraan Tesla. Dan pada bulan lalu pihaknya telah mengidentifikasi enam kecelakaan tambahan hingga terus mengalami peningkatan pada Juni ini menjadi 830.000 kendaraan Tesla yang celaka akibat autopilot sejak dipergunakan sejak 2016.
Baca Juga: Musk Berniat Batalkan Kesepakatan Pembelian, Twitter Akan Menggugat
Sebelumnya, NHTSA telah membuka 36 investigasi kecelakaan khusus. Administrator NHTSA Steven Cliff mengatakan kepada Reuters bahwa dia ingin menyelesaikan penyelidikan Tesla autopilot segera.
"Secepat mungkin, tetapi saya juga ingin melakukannya dengan benar pada beberapa informasi yang perlu kami kaji kembali," tutur Steven.
Kecelakaan ini memiliki kesamaan, pada kasus pengemudi mobil Tesla 2015 yang menabrak bagian belakang sebuah traktor-trailer yang diparkir di daerah Gainesville, tempat istirahat di Interstate 75. Sayangnya, perkara tersebut belum menemukan kejelasan terkait autopilot.
Sejauh ini, sebanyak 17 kematian akibat kecelakaan telah dilaporkan dalam investigasi Tesla. Dari banyaknya kasus, pihak NHTSA biasanya membuka lebih dari 100 investigasi kecelakaan khusus setiap tahun.
