Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - KABUL. Kelompok gerilyawan Taliban hari ini, Senin (10/5), mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari di Afghanistan untuk merayakan Idul Fitri.
Juru bicara Taliban, Mohammad Naeem, menyampaikan kabar baik ini melalui akun Twitter resminya sambil menyerukan pesan damai menjelang Idul Fitri.
"Agar mujahidin kembali memberikan suasana damai dan aman kepada rekan-rekan kita selama Idul Fitri sehingga mereka dapat merayakan momen yang menggembirakan ini, semua mujahidin diperintahkan untuk menghentikan semua operasi ofensif," tulis Naeem, seperti dikutip Reuters.
Idul Fitri akan dirayakan pada hari Rabu atau Kamis pekan ini bergantung pada peredaran bulan yang menjadi acuan umat Muslim di seluruh dunia.
Baca Juga: Meski seluruh tentaranya ditarik, AS berjanji akan tetap hadir di Afghanistan
Pemberontak Taliban di Afghanistan telah berjuang menggulingkan pemerintahan Afghanistan sejak penggulingan mereka oleh pasukan pimpinan AS pada akhir 2001.
Pengumuman gencatan senjata ini dilakukan dua hari setelah pemboman di luar sebuah sekolah di bagian barat Kabul yang menewaskan sedikitnya 68 orang, kebanyakan dari mereka adalah pelajar, dan melukai lebih dari 165 lainnya.
Pihak Taliban yang dicurigai menjadi dalang dalam aksi tersebut membantah terlibat dalam pemboman dan ikut mengutuk siapa pun pelakunya.
Naeem kini mengatakan para pejuang Taliban telah diminta untuk menghentikan semua operasi militer terhadap pemerintah Afghanistan.
Baca Juga: Jelang penarikan pasukan, jenderal AS sebut militer Afghanistan akan runtuh
Di sisi lain, pihak Taliban siap untuk membalas jika diserang oleh pasukan pemerintah selama periode gencatan senjata yang mereka umumkan.
Gencatan senjata yang diumumkan Taliban disambut baik oleh Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional Afghanistan. Sementara itu, kantor kepresidenan Afghanistan belum memberikan tanggapannya atas pengumuman Taliban tersebut.
Pemerintah Afghanistan dan Taliban telah mengadakan pembicaraan damai di Doha, Qatar, yang dimulai tahun lalu. Sayangnya, hingga saat ini belum ada kemajuan signifikan dalam upaya damai ini, kekerasan justru meningkat.
Ketegangan meningkat di Afghanistan sejak AS mengumumkan penarikan semua pasukannya pada 11 September mendatang. Pemerintah Afghanistan mengakui serangan Taliban di penjuru negeri semakin intens pasca pengumuman itu.