Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - TOKYO - Pejabat Kementerian Transportasi Jepang pada hari Selasa melakukan investigasi langsung di kantor pusat Toyota Motor (7203.T) setelah ditemukan ketidakberesan dalam pengajuan sertifikasi untuk model kendaraan tertentu.
Masalah ini terkait dengan skandal pengujian keselamatan yang meluas di unit mobil kompak Daihatsu milik Toyota. Kementerian sebelumnya telah memerintahkan pemeriksaan praktik sertifikasi di seluruh industri otomotif Jepang, menyeret produsen mobil Jepang lainnya.
Toyota, Mazda (7261.T), Honda (7267.T), Suzuki (7269.T), dan Yamaha Motor (7272.T) mengakui telah menyerahkan data yang cacat atau dimanipulasi saat mengajukan sertifikasi kendaraan.
Toyota, produsen mobil terbesar di Jepang, menjadi yang pertama menjalani pemeriksaan setelah ditandai oleh kementerian pada hari Senin. Pejabat kementerian mengatakan keempat produsen mobil lainnya juga akan diperiksa.
Beberapa analis berpendapat bahwa Toyota akan menghadapi tekanan lebih besar untuk memperkuat tata kelola perusahaan. Namun, analis lainnya memperkirakan dampak terhadap penjualan akan terbatas mengingat hanya tiga model yang penjualannya dihentikan sementara dan banyak pesaing domestik mereka juga tidak memenuhi standar kementerian.
"Untuk penjualan aktual di pasar Jepang, kerusakannya akan bisa dikelola atau cukup kecil, karena pada dasarnya konsumen tidak memiliki alternatif lain di Jepang," kata James Hong, kepala riset mobilitas di Macquarie.
Baca Juga: Bertemu Menteri Transportasi Arab Saudi, Menhub Bahas Peluang Kerjasama Transportasi
Hong menambahkan bahwa Ketua Toyota, Akio Toyoda, kemungkinan akan menghadapi tekanan lebih besar. Firma penasihat suara pemegang saham, Institutional Shareholder Services dan Glass Lewis, telah merekomendasikan agar para pemegang saham tidak memilih kembali Toyoda pada rapat umum pemegang saham tahunan mendatang. Meskipun peringkat persetujuannya dapat turun lebih jauh, ia diperkirakan tidak akan kehilangan posisinya.
Baik Toyota maupun Mazda menghentikan penjualan beberapa model, tetapi menyatakan tidak ada masalah performa yang melanggar peraturan dan pelanggan tidak perlu berhenti menggunakan mobil mereka.
Contoh kesalahan yang dilakukan Toyota termasuk mengukur kerusakan akibat tabrakan hanya pada satu sisi kap mobil, padahal seharusnya diukur pada kedua sisi. Selain itu, mereka juga melakukan beberapa tes dengan kondisi yang lebih ketat daripada yang ditetapkan oleh kementerian, tetapi tidak memenuhi persyaratan pemerintah.
Baca Juga: Kementerian Transportasi Jepang Selidiki Skandal Pemalsuan Uji Keselamatan Daihatsu
Skandal pengujian keselamatan sebelumnya pernah menyebabkan penghentian produksi di perusahaan grup Toyota. Pengungkapan terbaru ini dapat mengganggu produksi di subkontraktor dan perusahaan kecil dalam rantai pasokan otomotif yang besar di Jepang.
Toshihiro Nagahama, kepala ekonom eksekutif di Dai-ichi Life Research Institute, mengatakan hal tersebut dapat berdampak berantai pada ekonomi Jepang.
"Dampaknya tidak bisa diabaikan," katanya, seraya menambahkan hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal ini jika subkontraktor mengalami gangguan dan konsumen menjadi lebih ragu-ragu untuk membeli mobil.
Saham Toyota, Honda, dan Mazda turun hampir 3% sejak penutupan perdagangan hari Jumat. Sementara itu, saham Yamaha turun 1,3% dan saham Suzuki datar.