Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Raksasa otomotif Jepang, Daihatsu, diguncang skandal besar karena diduga memalsukan hasil uji keselamatan produk kendaraannya. Saat ini Kementerian Transportasi Jepang telah turun langsung untuk menyelidiki masalah ini.
Mengutip Kyodo, kementerian melakukan penyelidikan di kantor pusat Daihatsu Motor Co. di Prefektur Osaka pada hari Kamis (21/12), sehari setelah perusahaan itu menghentikan pengiriman di dalam dan luar negeri.
Kementerian mencoba menyelidiki apakah ada laporan persetujuan produksi yang dicurangi dan akan mempertimbangkan sanksi administratif seperti pencabutan persetujuan jika perlu.
Baca Juga: Toyota Indonesia Hentikan Sementara Pengiriman Beberapa Model Kendaraan
Pihak Daihatsu pun tidak menyangkal adanya masalah tersebut dan menyambut penyelidikan yang dilakukan oleh pemerintah. Mereka juga bersedia bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini.
"Kami menganggap serius fakta bahwa kami mengkhianati kepercayaan pelanggan kami. Kami akan sepenuhnya bekerja sama dengan inspeksi," kata juru bicara Daihatsu.
Baca Juga: Produksi Domestik Astra Daihatsu Motor (ADM) Tetap Berjalan, Ekspor Ditangguhkan
Pemalsuan Uji Keselamatan
Pada hari Rabu (20/12), Daihatsu mengatakan bahwa panel pihak ketiga yang dibentuk oleh perusahaan mengidentifikasi 174 tanda kesalahan baru di 25 pengujian kendaraan selain yang sudah ditemukan, dengan yang tertua terjadi pada tahun 1989.
Jumlah model yang terkena dampak pengujian palsu bertambah menjadi 64, termasuk 15 jenis kendaraan yang dijual di pasar luar negeri seperti Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Uruguay. Pada bulan April dan Mei tahun ini, jumlah model yang diselidiki hanya enam.
Baca Juga: Model Daihatsu dan Toyota Indonesia Ikut Terdampak Skandal Uji Keselamatan
Daihatsu berencana menghentikan produksi di semua pabriknya di Jepang pada hari Selasa sebagai tanggapan atas penghentian pengiriman. Para eksekutif perusahaan mengatakan masih terlalu dini untuk memperkirakan dampak skandal tersebut terhadap pendapatan.
Penghentian produksi ini jelas berdampak pada aktivitas bisnis pemasok. Daihatsu mengaku telah memulai negosiasi mengenai kompensasi dengan pemasoknya untuk mengurangi dampak negatif terhadap pendapatan mereka.
Menurut Daihatsu, dari 423 pemasok utamanya, 47 di antaranya bergantung pada Daihatsu untuk lebih dari 10% penjualan mereka. Banyak dari mereka adalah perusahaan kecil dan menengah.