kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kena sanksi, ekonomi Rusia mengkerut 2%


Rabu, 22 April 2015 / 11:52 WIB
Kena sanksi, ekonomi Rusia mengkerut 2%
ILUSTRASI. Pahami Manfaat Air Beras untuk Kulit dan Rambut


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

MOSCOW. Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, perekonomian Rusia melorot 2% pada tiga bulan pertama tahun ini. Dengan demikian, ini merupakan kontraksi pertama sejak 2009.

Dia menjelaskan, faktor yang menyebabkan lemahnya ekonomi Rusia adalah sanksi internasional dan anjloknya harga minyak dunia. Meski demikian, dia menegaskan, situasi ekonomi tidak seburuk 2009 lalu dan mulai stabil.

"Ekonomi Rusia menghadapi realitas baru," jelas Medvedev.

Dalam pernyataannya, dia juga mengatakan, tekanan terbesar datang dari keputusan politik utama pada tahun lalu yaitu penguasaan kembali Crimea oleh Rusia. Langkah tersebut menyebabkan Rusia mendapatkan sanksi internasional dari negara Barat.

Medvedev mengakui, sanksi tersebut berdampak signifikan terhadap perekonomian. Dia mengestimasi, kerugian dari sanksi tersebut menghambat pemasukan ekspor luar negero senilai US$ 26,7 miliar atau setara dengan 1,5% dari nilai Produk Domestik Bruto Rusia.

Selain itu, pada tahun lalu, nilai mata uang rubel juga kolaps. Kondisi ini menyebabkan harga barang impor melejit dan nilai ekspor menurun tajam. Situasi kian diperburuk oleh anjloknya harga minyak mentah. Padahal, ekonomi Rusia memiliki ketergantungan besar terhadap emas hitam ini.

Bank sentral Rusia memprediksi, perekonomian tahun ini bisa anjlok hingga 4% jika harga minyak masih berada di harga US$ 50 per barel.

Meski demikian, Medvedev optimistis Rusia dapat bertahan meskipun kondisi ekonomi terus melemah. "Jika tekanan eksternal meningkat, dan harga minyak masih berada di level rendah untuk jangka waktu yang cukup lama, kita harus membangun realitas perekonomian yang baru," paparnya.

Dia juga bilang, "Saya yakin kita akan mampu hidup dalam realitas itu. Pengalaman dari periode yang lalu menunjukkan bahwa kita sudah belajar bagaimana menghadapi hal ini."



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×