Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - DAMASKUS. Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS kian terjepit. Saat ini pasukan tersebut dikalim hanya tinggal menguasai area sekitar 700 meter persegi di Suriah.
Dilansir dari CNN, Pasukan Demokratis Suriah alias Syrian Democratic Forces (SDF) yang didukung Amerika Serikat melancarkan serangan pada akhir pekan lalu untuk mengusir ISIS dari kantong terakhirnya di Suriah, yakni di kota kecil Baghouz Al-Fawqani di timur negara tersebut.
Kepala operasi SDF Khia Kobahi menyebut pasukannya memperlambat pergerakan untuk menghindari melukai ribuan warga sipil yang ditahan oleh ISIS sebagai perisai manusia. Karena itu SDF bertindak dengan hati-hati untuk membebaskan tahanan ISIS.
Ia menyebut dalam beberapa hari terakhir pihaknya telah mampu membebaskan 10 tawanan ISIS. "Beberapa orang mungkin terkejut bahwa Baghouz belum jatuh. Tetapi penembakan telah berhenti. Daerah itu berada dalam jangkauan tembakan kami. Tetapi kami bergerak dengan hati-hati karena ada ribuan warga sipil ditahan sebagai perisai manusia," kata Kobani.
"Dalam beberapa hari mendatang, tak lama lagi, kami akan menyiarkan kabar baik kepada dunia, kepada semua orang di wilayah tersebut, orang Kurdi, orang Arab, orang Asyur, semua orang di wilayah itu, dari ujung militer dari kelompok teroris ISIS," lanjutnya.
Area yang sekarang tersisa di bawah kendali ISIS turun dari 1.000 meter persegi pada hari Jumat, menurut SDF. Pada puncaknya, ISIS pernah menguasai area seluas Inggris Raya dan memerintah lebih dari 10 juta orang.
Kobani mengatakan upaya SDF tidak akan berakhir dengan penghapusan kehadiran militer ISIS di lapangan.
"Kami akan pindah ke tahap selanjutnya dengan memerangi ISIS dan sisa-sisanya di daerah itu untuk mengamankan keamanan wilayah ini dan kehidupan masyarakat," katanya.
Namun Kobani tidak memberikan rincian tentang berapa banyak pejuang dan warga sipil yang diyakini masih berada di kota.
Sebelum serangan terakhir dimulai, para pejabat SDF memperkirakan masih ada 1.500 warga sipil dan 500 pejuang ISIS. Tetapi ketika serangan itu terjadi, menjadi jelas bahwa jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi. Di sisi lain ISIS menggunakan perisai manusia berupa istri dan anak-anak dari pejuang ISIS.
Sementara itu, Amerika Serikat terus menghadapi kritik atas rencananya untuk menarik pasukan dari Suriah, sebuah langkah yang mengejutkan sekutu ketika Trump mengumumkannya pada bulan Desember lalu.
Dalam Konferensi Keamanan Munich di Jerman pada hari Sabtu, Kanselir Jerman Angela Merkel memperingatkan bahwa keputusan AS berisiko meningkatkan peran Rusia dan Iran di wilayah tersebut.
"Apakah ide yang baik untuk segera menarik pasukan Amerika dari Suriah saat ini? Atau bukankah itu akan memperkuat pengaruh Iran dan tangan Rusia dalam situasi di lapangan? Itu juga adalah sesuatu yang perlu kita diskusikan," katanya.