kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komisi Eropa minta perusahaan teknologi lebih tegas berantas hoaks soal corona


Jumat, 12 Juni 2020 / 22:22 WIB
Komisi Eropa minta perusahaan teknologi lebih tegas berantas hoaks soal corona


Sumber: DW.com | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS.  Komisi Eropa akan memperketat regulasi bagi platform media sosial. Pengetatan ini imbas maraknya berita bohong terkait pandemi corona. Selama ini, hanya ada kode untuk melawan disinformasi.

Komisi Eropa meminta perusahaan teknologi raksasa seperti Google, Twitter dan Facebook mengintensifkan tindakan melawan penyebaran berita palsu tentang virus corona di platform mereka “Pandemi virus korona diikuti dengan informasi yang salah secara besar-besaran,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, mengutip dw.com, Jumat (12/6).

Menurut Josep, disinformasi pada masa virus korona dapat menyebabkan kematian. “Kami memiliki kewajiban melindungi warga negara kami dengan menyadarkan mereka informasi yang salah,” imbuhnya. Komisi Eropa akan meminta media sosial memberikan laporan bulanan terkait tindakan mereka menangani berita bohong. Dan data iklan yang berhubungan dengan itu.

Komisi Eropa meminta platform media sosiallebih banyak bekerja sama dengan pemeriksa fakta independen. Dan melakukannya dalam bahasa masing-masing negara anggota Uni Eropa. Vice President Komisi Eropa, Vera Jourova mengatakan, Google telah menghapus 80 juta iklan terkait corona yang jelas mengandung informasi palsu.

Uni Eropa memperkenalkan sebuah kode etik secara sukarela untuk melawan disinformasi pada Oktober 2018. Komisi Eropa sempat menyatakan keraguannya terkait peraturan yang sifatnya mengikat ini. Meski begitu, Google, Facebook, Twitter, dan Mozilla akhirnya menyepakati aturan tersebut sebelum akhir tahun 2018. Setelahnya, Microsoft juga turut bergabung pada Mei 2019, dan TikTok sekarang juga ikut serta.

Namun, Komisi Eropa masih bernegosiasi dengan pihak WhatsApp. Dari laporan bulanan yang diberikan sejak Januari 2019, tampaknya perusahaan-perusahaan teknologi telah menghapus 70% berita bohong dari konten yang diposting.




TERBARU

[X]
×