Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pasar diesel China dan India yang menyumbang sebagian besar permintaan Asia menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Ini berpotensi menyebabkan pelemahan harga minyak.
Permintaan importir minyak terbesar China menyusut, sementara konsumsi di India melambat. Dengan latar belakang tersebut, data dari Bloomberg Fair Value menyebut, laba penyuling minyak mentah menjadi diesel menurun lebih dari 40% dari sejak awal tahun.
Diesel diperhitungkan atas prospek harga minyak karena menjadi bahan bakar industri andalan. Diesel menjadi pilar pasar energi global tradisional, yang menggerakkan truk, pertambangan, konstruksi, dan pertanian. Diesel menyumbang pangsa tunggal terbesar dari produk yang terbuat dari minyak mentah di seluruh dunia, menurut data dari Badan Energi Internasional alias International Energy Agency (IEA).
Baca Juga: Volvo Batalkan Rencana Hanya Produksi Kendaraan Listrik di 2030
Permintaan diesel yang melemah akan berdampak pada harga minyak. Tak ayal harga minyak Brent mencapai level terendah sejak akhir 2023 pada minggu ini. Permasalahan lain dari harga minyak adalah kelebihan pasokan global.
Di China konsumsi solar turun lebih dari 10% sepanjang tahun ini. Bloomberg menulis ini menjadi penurunan tahunan pertama dalam tiga tahun.
Sebagian alasan penurunan permintaan solar di China adalah siklus lantaran aktivitas ekonomi yang melambat serta penggunaan energi alternatif. Lebih banyak truk beralih ke gas alam. Sementara untuk mobil berbahan bakar gas alam dan listrik masing-masing meningkat 5,2% dan 11,7% pada tahun 2024, naik dari 2,9% dan 0,7% pada tahun 2020.
Di India, konsumsi solar masih naik 2,4% dalam delapan bulan pertama tahun ini. Meski masih tumbuh, tetapi pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dari periode sama tahun 2023 yang naik 6,7% sementara pada tahun 2022 naik hampir 10%.
“Pengetatan norma emisi, ketakutan akan larangan total kendaraan diesel, dan harga bensin dan solar yang hampir setara di negara ini mengubah persepsi pelanggan,” kata Mudit Nautiyal, analis riset senior di Wood Mackenzie Ltd. Dalam jangka panjang, permintaan akan menghadapi risiko dari elektrifikasi.