Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara pada hari Rabu (31/3) melontarkan kecamannya atas upaya peningkatan kemampuan militer yang dilakukan oleh Jepang, Mereka menilai, langkah tersebut dapat mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan.
Pernyataan ini disampaikan melalui Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), dikutip dari Yonhap, Korea Utara mengatakan ambisi Jepang untuk mengubah dirinya menjadi kekuatan militer telah meningkat sejak Perdana Menteri Yoshihide Suga menjabat pada bulan September.
KCNA menyoroti langkah Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi yang baru-baru ini memerintahkan militer untuk tetap mempersiapkan diri di tengah ketidakpastian keamanan di kawasan.
Hadir dalam upacara peluncuran kapal Aegis baru, Menteri Kishi menilai saat ini militer Jepang atau Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) perlu memperhatikan betapa parahnya kondisi keamanan kawasan.
Dari kubu seberang, Korea Utara menganggap pernyataan tersebut justru membuat negara lain di kawasan tersebut merasa terganggu.
"Ini hanyalah perintah yang sangat berisiko untuk lebih meningkatkan persiapan untuk meluncurkan agresi kapan saja," tulis KCNA.
Baca Juga: PM Jepang benarkan adanya peluncuran dua rudal balistik oleh Korea Utara
Lebih lanjut, Korea Utara melihat bahwa tindakan "panik" Jepang itu adalah provokasi serius yang mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan.
KCNA turut menyoroti pembangunan kapal selam dan kapal perang baru, proyek untuk mengembangkan pesawat tempur dan rudal jarak jauh generasi berikutnya oleh Jepang.
Bukan cuma itu, Korea Utara juga mengkritik upaya Jepang untuk meningkatkan kemampuan perang dunia maya dan elektronik serta latihan militer gabungannya dengan negara-negara lain di Asia Pasifik.
Berita yang dirilis KCNA menyebutkan bahwa rezim Jepang saat ini telah mengucurkan uang terbesar yang pernah ada untuk pengembangan, produksi dan pembelian persenjataan ofensif.
Korea Utara yakin komunitas internasional tidak pernah menyambut Jepang yang berusaha mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan dan membawa kemalangan dan penderitaan bagi umat manusia lagi.