Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara pada hari Selasa (8/11) menegaskan bahwa mereka tidak pernah melakukan transaksi senjata dengan Rusia seperti yang dituduhkan negara-negara barat. Bahkan, Korea Utara mengaku tidak memiliki rencana seperti itu di masa mendatang.
Dalam pernyataan yang terbit di media nasional KCNA, Korea Utara juga menyebut AS berusaha menebar permusuhan dan merusak citra Korea Utara di mata dunia.
"Kami menganggap langkah AS seperti itu sebagai bagian dari upaya permusuhannya untuk menodai citra DPRK (Korea Utara) di arena internasional dengan menerapkan 'resolusi sanksi' ilegal dari (Dewan Keamanan PBB) terhadap DPRK," tulis KCNA mengutip pernyataan seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Baca Juga: Putin: Rusia dan Korea Utara Akan Memperluas Hubungan Bilateral
Dikutip Reuters, seorang pejabat kementerian pertahanan mereka juga menegaskan bahwa Korea Utara tidak pernah memiliki urusan terkait senjata dengan Rusia dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan.
Korea Utara yang terkenal dekat dengan Rusia memang jadi satu-satunya negara yang mengakui kemerdekaan wilayah Ukraina yang memisahkan diri.
Mereka juga telah menyatakan dukungan untuk pencaplokan Rusia atas bagian-bagian Ukraina.
Baca Juga: Dugaan Korut Pasok Peluru Artileri ke Rusia Kian Menguat, Ini Indikasinya
Rumor adanya pengiriman senjata dari Korea Utara ke Rusia semakin menguat sejak juru bicara Keamanan Nasional AS, John Kirby, pekan lalu mengatakan pihaknya telah menemukan informasi valid terkait transaksi tersebut.
Korea Utara disebut telah secara diam-diam memasok sejumlah peluru artileri kepada Rusia selama perang di Ukraina berlangsung.
Kirby bahkan menjelaskan bahwa Korea Utara berusaha menutupi transaksi langsungnya dengan menyalurkannya melalui negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara sebelum akhirnya tiba di Rusia.