Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Ribuan demonstran pro-demokrasi Hong Kong tak menghiraukan gas air mata dan semprotan lada. Mereka tetap menduduki pusat kota sejak kota tersebut kembali menetapkan peraturan pemerintah China. Ribuan warga Hong Kong memenuhi gedung pemerintahan dan memblokir jalan Harcourt dan Connaught yang mengarah ke kawasan pusat bisnis.
Pihak kepolisian berupaya membubarkan aksi tersebut. Bahkan mereka memegang papan pengumuman yang bertuliskan "Bubar atau Kami Menembak" sebelum akhirnya menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa. Para demonstran pun berhamburan dan berpencar.
"Ini merupakan era baru, era untuk ketidakpatuhan. Ini melampaui ekspektasi saya. Saat ini, warga menduduki Hong Kong," jelas Benny Tai, salah satu pendiri Occupy Central with Love and Peace yang diwawancara kemarin (28/9) di lokasi unjuk rasa.
Para demonstran yang pro-demokrasi mengatakan bahwa China mengingkari janjinya untuk menjaga independensi Hong Kong di bawah "satu negara, dua sistem" yang disepakati ketika pemerintahan kolonial Inggris mengakhiri penjajahannya hampir 20 tahun yang lalu.
Aksi demonstrasi ini didorong oleh keputusan pemerintah China pada bulan lalu bahwa kandidat untuk kepala eksekutif dan walikota pada pemilihan 2017 mendatang, harus diperiksa oleh komite. Ini merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk menghasilkan pemimpin baru yang dianggap efektif dipilih sendiri oleh pemerintah di Beijing.