Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Fitri Arifenie
WASHINGTON. Bayang-bayang perlambatan pertumbuhan ekonomi tak menyurutkan konsumsi di Amerika Serikat (AS). Terbukti, pada Juli 2014 lalu, kredit konsumer AS naik hingga US$ 26,1 miliar menjadi US$ 3,24 triliun dari bulan sebelumnya.
Angka kenaikan kredit konsumer tersebut lebih tinggi ketimbang perkiraan para analis. Berdasarkan survei 35 ekonom yang dilakukan Bloomberg, kenaikan kredit konsumer AS di bulan Juli antara US$ 14 miliar sampai US$ 23 miliar. Sedangkan para ekonom yang disurvei oleh Reuters memprediksi kenaikan kredit konsumer mencapai US$ 17,35 miliar.
Mengutip Reuters, Chris Low, Kepala Ekonom FTN Financial mengatakan, pertumbuhan kredit itu didorong oleh kredit mobil. Hal ini menunjukkan adanya kelonggaran standar dalam pemberian pinjaman. "Satu-satunya hal yang harus dikhawatirkan adalah ada pengambilan risiko yang berlebihan di sektor otomotif," ujar Low.
Kendati demikian, pertumbuhan kredit konsumer akan mengerek perekonomian AS dalam jangka pendek. Volume penjualan mobil di AS kembali pulih seperti sebelum terjadi krisis keuangan.
Pertumbuhan kredit mobil akan terus terjadi hingga bulan Agustus. Sebab, permintaan pembelian mobil meningkat. Menurut data Ward Automotive, secara tahunan, angka penjualan kendaraan di AS pada bulan lalu melonjak menjadi 17,5 juta unit. Angka ini merupakan terkuat sejak awal tahun 2006.
Rekor kredit konsumer AS pernah terjadi di bulan November 2001 yakni mencapai US$ 28 triliun. Rekor kredit itu terjadi tak lama setelah serangan 11 September 2001. Pada saat itu, para produsen mobil menawarkan pembiayaan dengan bunga nol persen dan insentif lainnya untuk memikat konsumen.
Porsi paling besar
Dari total keseluruhan kredit yang disalurkan, porsi non-revolving kredit cukup besar yakni mencapai 79,39%. Sedangkan, sisanya termasuk revolving kredit.
Nilai kredit non-revolving yang mencakup pinjaman mobil dan pembiayaan sekolah meningkat US$ 20,65 miliar di bulan Juli 2014 menjadi US$ 2,36 triliun. Bulan sebelumnya, kenaikan kredit non-revolving mencapai US$ 16,99 miliar.
"Orang-orang merasa lebih nyaman dalam pekerjaan mereka dan lebih nyaman dengan ekonomi," ujar Matt Schulz, analis senior untuk sektor industri di CreditCards.com.
Hal yang sama juga terjadi pada kredit revolving. Jenis pinjaman yang menggunakan kartu kredit sebagai ukuran ini meningkat US$ 5,34 miliar menjadi US$ 880,5 miliar. Pada bulan Juni lalu, kenaikan kredit revolving hanya US$ 1,81 miliar. "Seringkali, kita melihat banyak orang yang menghabiskan uang di luar kemampuan mereka," tambah Schulz.
Menurut survei The Fed, beberapa bank bersedia untuk memperpanjang kartu kredit dan melonggarkan syarat kredit di tengah permintaan yang melonjak dan persaingan yang semakin sengit.
Penggunaan kartu kredit di AS meningkat dalam lima bulan berturut-turut. Ini adalah lonjakan terlama sejak April 2008 lalu. Menurut Schulz, melejitnya volume penggunaan kartu kredit menunjukkan masyarakat AS memiliki kepercayaan diri. "Jika mereka yakin untuk sanggup menanggung beban pengeluaran, maka itu akan baik untuk perekonomian," jelas Schulz.
Permintaan terhadap pelonggaran kredit tak hanya untuk sektor otomotif melainkan properti. Pemberian kredit di properti akan menguntungkan industri perumahan. "Kami terus mendengar beberapa komentar positif tentang beberapa melonggarkan pedoman penjaminan," ujar Larry Sorsby, Chief Financial Officer di Hovhanian Enterproses Inc seperti dikutip dari Bloomberg. n