kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Krisis Keuangan, Korea Utara Tutup Lagi Kedutaan di Sejumlah Negara


Kamis, 30 November 2023 / 07:07 WIB
Krisis Keuangan, Korea Utara Tutup Lagi Kedutaan di Sejumlah Negara
ILUSTRASI. Korea Utara menutup lebih banyak kedutaan besarnya di Afrika dan Asia Selatan. KCNA melalui REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara menutup lebih banyak kedutaan besarnya di Afrika dan Asia Selatan. Ini merupakan penutupan kedutaan yang terbaru dari serangkaian misi diplomatik yang ditutup baru-baru ini.

Melansir Fox News, kedutaan besar Korea Utara di Bangladesh dan Republik Demokratik Kongo diperkirakan akan berhenti beroperasi.

Hal ini menyusul penutupan misi diplomatik ke Dhaka pada minggu lalu dan pengumuman serupa yang dilakukan pada akhir Oktober 2023.

Penutupan kedutaan besar di negara-negara Afrika seperti Angola dan Uganda juga diumumkan bulan ini melalui outlet berita negara Rodong Sinmun dan Voice of Korea.

Kehadiran Kedutaan Korea Utara di Hong Kong, Nepal, dan Spanyol juga telah dikurangi.

Pengamat Korea Selatan berspekulasi bahwa pensiunnya berbagai utusan diplomatik Korea Utara menunjukkan kurangnya sumber daya keuangan dan meningkatnya efektivitas sanksi internasional.

Baca Juga: Satelit Mata-Mata Korea Utara Mulai Memantau Gedung Putih dan Pentagon

“Langkah-langkah yang diambil tampaknya menunjukkan bahwa Korea Utara tidak lagi dapat mempertahankan misi diplomatik karena upaya mereka untuk mendapatkan mata uang asing telah terhenti akibat sanksi yang semakin ketat,” kata seorang pejabat kementerian kepada Kantor Berita Yonhap.

Orang dalam telah lama melaporkan bahwa kedutaan besar Korea Utara di luar negeri tidak didukung secara finansial oleh Pyongyang.

Sebaliknya, misi asing bertanggung jawab untuk menciptakan sumber pendapatan mereka sendiri – yang seringkali ilegal – dan mengembalikan uang ke rezim tersebut, kata beberapa ahli.

Mengutip Reuters, Kementerian Unifikasi Seoul yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan penarikan diri tersebut mencerminkan dampak sanksi internasional yang bertujuan membatasi pendanaan program nuklir dan rudal Korea Utara.

“Ini bisa menjadi pertanda situasi ekonomi Korea Utara yang sulit, di mana mereka sulit untuk mempertahankan hubungan diplomatik yang minimal dengan negara-negara yang secara tradisional bersahabat,” jelas kementerian tersebut.

Menurut kementerian itu, Korea Utara memiliki hubungan formal dengan 159 negara, namun memiliki 53 misi diplomatik di luar negeri, termasuk tiga konsulat dan tiga kantor perwakilan, hingga negara tersebut menarik diri dari Angola dan Uganda.

Baca Juga: Zona Ekonomi Khusus Korea Utara, Rason, Bersiap untuk Bangkit Kembali

Rezim pemimpin tertinggi Kim Jong Un semakin terlibat dengan sekutu-sekutunya yang secara historis komunis dalam beberapa bulan terakhir.

Negara ini berhasil meluncurkan satelit mata-mata militer bulan ini setelah dua kegagalan sebelumnya, dan banyak pengamat internasional menghubungkan pencapaian tersebut dengan kolaborasi Rusia.

Kim Jong Un bertemu dengan diplomat China pada bulan Juli. 

"Tidak peduli bagaimana badai internasional berubah, menjaga, mengkonsolidasikan dan mengembangkan hubungan antara China dan Korea Utara akan selalu menjadi arah kebijakan tegas Tiongkok Partai Komunis dan pemerintah."



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×