kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba bersih Singtel merosot gara-gara dua anak usaha di India dan Indonesia


Rabu, 08 Agustus 2018 / 10:42 WIB
Laba bersih Singtel merosot gara-gara dua anak usaha di India dan Indonesia
ILUSTRASI. SINGAPORE TELECOMMUNICATIONS SINGTEL


Reporter: Grace Olivia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Singapore Telecommunications Ltd. (Singtel), Rabu (8/8), melaporkan penurunan pada laba bersihnya sebesar 6,6% year-on-year (yoy) di kuartal pertama tahun ini. Penurunan laba disebabkan oleh tingginya tingkat persaingan di pasar dan nilai tukar dollar Singapura yang menguat sehingga menghambat pendapatan dari afiliasi.

Operator telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara ini membukukan laba bersih senilai S$ 832 juta atau sekitar US$ 610,5 juta sepanjang kuartal pertama untuk tahun fiskal 2019 yang berakhir pada Juni lalu. Di periode yang sama pada tahun fiskal sebelumnya, laba bersih Singtel sebesar S$ 890 juta.

Sementara, laba bersih underlying, yang tidak termasuk perhitungan laba/rugi dari one-time items, merosot lebih dalam yakni 19% yoy menjadi S$ 733 juta. Singtel mencatat pendapatan sebesar S$ 4,13 miliar atau turun 0,5% yoy dari sebelumnya sebesar S$ 4,16 miliar.

Dalam rilisnya, Singtel menyatakan tingginya tingkat kompetisi paling terasa pada bisnis Bharti Airtel di India dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) di Indonesia, di mana Singtel memiliki porsi saham pada keduanya. Hal ini pun turut menyeret perolehan laba rekanan regional Singtel secara keseluruhan di kuartal pertama tahun fiskal ini.

Pendapatan Airtel terhambat oleh adanya kebijakan pemangkasan tarif terminasi seluler di India, sementara Telkomsel menghadapi persaingan harga yang ketat khususnya selama masa pendaftaran wajib kartu SIM prabayar.

Adapun, di tengah memudarnya permintaan terhadap layanan operator yang tradisional, Singtel juga tengah berupaya menggenjot pertumbuhan di segmen lainnya seperti pemasaran digital, cybersecurity, mobile payments, dan layanan streaming video.

“Kami memulai tahun dengan 23% pendapatan grup dari segmen teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan bisnis digital. Kami berharap kontribusi dari bisnis ini meningkat lebih lanjut karena kami terus membangun kemampuan di area pertumbuhan baru ini,” ujar CEO Singtel, Chua Sock Koong, dalam keterangan resmi, Rabu (8/8).

Bulan lalu, Singtel sempat menyatakan akan segera bermitra dengan perusahaan game Razer Inc dan perusahaan lainnya untuk meluncurkan liga e-sports regional. Hal ini untuk menambah konten digital Singtel dan menjangkau konsumen berusia muda secara lebih luas.

Untuk itu, CEO Group Digital Life Singtel Samba Natarajan mengungkapkan, tidak tertutup kemungkinan Singtel akan melakukan penawaran publik untuk salah satu unit bisnis digitalnya. Amobee, unit bisnis pemasaran digital, disebut-sebut sebagai salah satu yang paling memungkinkan.

"Dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun, jika kami melihat pola kinerja yang konsisten seperti ini, saya pikir kami akan melakukan IPO ... untuk bisnis digital kami yang berbeda,” kata Samba, seperti dikutip Reuters, Selasa (8/8).



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×