Reporter: Feri Kristianto | Editor: Adi Wikanto
BEIJING. Perekonomian China menunjukkan sinyal positif. Berdasarkan data yang dilansir Badan Statistik China, laba yang dipetik industri di negara itu pada tahun 2012 mencapai 895,2 miliar yuan atau setara US$ 143,91 miliar. Jumlah itu naik 17,3% dibandingkan dengan tahun 2011.
Pencapaian ini berkat adanya perbaikan kinerja industri pada kuartal keempat yang menutupi kekurangan pada kuartal kedua 2012. Ini memberikan sinyal baru akan terjadinya perbaikan di negara dengan tingkat ekonomi terkuat kedua di dunia itu.
Pada Desember 2012, laba industri China tumbuh 22,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Pencapaian itu sekaligus menjadikan pertumbuhan tercepat ketiga pada 2012.
Situs Biro Statistik China mencatat, total laba yang dihasilkan industri di China pada tahun lalu mencapai 5,56 triliun yuan, tumbuh 5,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan angka tersebut, terjadi penguatan laba sebesar 0,3% pada 11 bulan pertama jika dibandingkan periode sama tahun 2011.
Potensi tumbuh
Biro statistik juga telah melakukan survei terhadap 41 sektor industri. Dari jumlah tersebut, 29 sektor melaporkan adanya kenaikan laba.
Pertumbuhan laba tertinggi dipimpin oleh industri pembangkit listrik sebesar 21%. Pertumbuhan tertinggi kedua adalah pembuat peralatan listrik sebesar 8%.
Selain ada tanda-tanda perbaikan, hasil survei juga menunjukkan masih adanya beberapa sektor industri yang berjuang untuk menghasilkan keuntungan. Misalnya saja, industri baja yang hingga survei dilakukan labanya anjlok 37%. Ada lagi industri kimia harus menderita penurunan laba sebesar 6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi China tercatat 7,9% pada kuartal keempat 2012. Ini memberikan harapan karena sejak tujuh kuartal sebelumnya selalu merosot.
Jajak pendapat yang dibuat oleh Reuters memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi China tahun 2013 akan rebound menjadi 8,1%. Berdasarkan indeks daya beli HSBC, indikasi awal perbaikan tersebut terlihat dari aktivitas industri China yang menunjukkan bahwa pabrik-pabrik besar melakukan akselerasi dalam dua tahun terakhir pada bulan Januari ini.
Meski begitu, risiko krisis ekonomi global masih mengancam pertumbuhan ekonomi negara terpadat di dunia tersebut. Lembaga riset Chinese Academy of Social Scienses (CASS) menyarankan agar China melakukan beberapa langkah mengantisipasi gejolak ekonomi global.
Dalam buku laporannya CASS menyarankan agar pemerintah China memperketat kebijakan fiskal pada tahun ini. Termasuk, memperluas defisit fiskal sebagai langkah tepat dan memotong pajak yang menghambat efisiensi perekonomian.