Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan serangan terhadap industri semikonduktor China.
AS menambahkan larangan ekspor kepada 140 perusahaan, termasuk produsen peralatan chip Naura Technology Group.
Langkah ini merupakan upaya ketiga AS dalam tiga tahun terakhir untuk menghambat kemampuan Beijing dalam memproduksi chip canggih.
AS tak ingin China mengembangkan chip kecerdasan buatan (AI) untuk aplikasi militer atau mengancam keamanan nasional AS.
Baca Juga: Heboh Tarif Donald Trump, Apa Itu Tarif dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Siapa yang Terdampak?
Perusahaan-perusahaan China yang terkena dampak aturan baru ini hampir dua lusin perusahaan semikonduktor.
Selain mereka, dua perusahaan investasi, dan lebih dari 100 pembuat peralatan chip juga terkena bidikan.
Beberapa nama yang bisa disebutkan terkena dampak pelarangan ini adalah Swaysure Technology Co, Si'En Qingdao, dan Shenzhen Pensun Technology Co yang selama ini bekerja sama dengan Huawei Technologies.
Huawei sendiri telah tertekan oleh sanksi AS dan kini menjadi pusat produksi dan pengembangan chip canggih di China.
Perusahaan-perusahaan tersebut akan ditambahkan ke daftar entitas yang terlarang bagi pemasok AS untuk mengirimkan barang kepada mereka tanpa izin khusus.
Baca Juga: PM Inggris Starmer: Perdamaian Ukraina dengan Rusia Mungkin Terjadi, Asalkan
Reaksi China
China mengecam langkah AS ini dan menyebutnya sebagai "kekerasan ekonomi" dan "praktik non-pasar".
Mereka berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan mereka.
Langkah AS ini juga berpotensi untuk merugikan negara-negara sekutu AS, seperti Belanda dan Jepang, yang mendominasi produksi peralatan pembuatan chip canggih.
Meskipun Jepang dan Belanda dikecualikan dari aturan produk langsung asing yang diperluas, aturan ini dapat mempengaruhi ekspor peralatan chip dari negara-negara lain ke China.
Baca Juga: Nilai Tukar Euro Merosot, Krisis Politik Perancis Memicu Ketidakpastian
Teknologi yang Dipicu
Selain membatasi ekspor peralatan chip, AS juga akan membatasi pengiriman memori ber-bandwidth tinggi (HBM) ke China.
Teknologi ini penting untuk aplikasi canggih seperti pelatihan AI.
Langkah AS ini menunjukkan komitmen berkelanjutan mereka untuk membatasi kemampuan China dalam mengembangkan industri semikonduktornya.
Baca Juga: Bank Sentral Singapura Jatuhkan Denda ke JPMorgan Sebesar US$ 1,8 Juta
Meskipun China telah meningkatkan upaya untuk menjadi mandiri dalam sektor semikonduktor, mereka masih tertinggal bertahun-tahun di belakang pemimpin industri seperti Nvidia dan ASML.