Sumber: People's Daily,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Akan tetapi, dalam hasil riset terbaru yang belum ditinjau sejawat menunjukkan sejumlah bukti yang menentang asumsi itu. Ditulis bersama oleh para peneliti dari tiga lembaga China termasuk Akademi Ilmu Pengetahuan China dan diterbitkan pada hari Jumat di platform distribusi ChinaXiv, studi ini mencoba melacak bagaimana virus muncul dan berevolusi.
Data menunjukkan bahwa "sumber SARS-CoV-2 di pasar diimpor dari tempat lain," kata para peneliti.
Para ilmuwan menggunakan teknologi pengurutan gen dari 93 sampel virus dan menganalisis haplotype mereka - kelompok gen yang diwarisi bersama dari organisme induk tunggal. Mereka menemukan bahwa semua sampel dengan tautan yang dilaporkan ke pasar berisi haplotype yang sama, yang mereka sebut H1.
Baca Juga: Mencegah penularan virus corona, imigrasi menolak masuk 118 WNA
Tetapi ketika para ilmuwan menggali lebih dalam, mereka menemukan bahwa tiga haplotype lainnya - H3, H13 dan H38 - muncul dalam beberapa kasus tanpa hubungan yang dilaporkan dengan pasar, termasuk satu di kota selatan Shenzhen dan satu lagi di Amerika Serikat.
Penemuan itu membuka kemungkinan bahwa virus corona dibawa ke pasar dari luar dan mulai menjangkiti orang-orang lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. "SARS-CoV-2 mungkin sudah beredar luas di antara manusia di Wuhan sebelum Desember 2019, mungkin dimulai pada pertengahan hingga akhir November," kata hasil riset tersebut.
Baca Juga: Warga global panik, kasus virus corona di Iran, Korsel, dan Italia kian merajalela
"Beberapa pasien yang terinfeksi mungkin telah diabaikan karena mereka memiliki gejala ringan," lanjut hasil riset tersebut.
Hasil riset ini mengikuti penelitian yang dipublikasikan bulan lalu dalam jurnal medis terkenal The Lancet yang menantang hipotesis bahwa virus muncul di pasar Wuhan. Makalah itu menganalisis 41 pasien yang terinfeksi yang kasusnya sudah ada sejak 1 Desember. Kesimpulannya adalah 13 dari mereka tidak memiliki hubungan dengan pasar.