kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Layanan BlackBerry Dilarang, Pemuda-Pemuda Arab Kesal


Senin, 09 Agustus 2010 / 12:29 WIB
Layanan BlackBerry Dilarang, Pemuda-Pemuda Arab Kesal


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

RYADH. Di Arab Saudi, seorang pria remaja sangat sulit menemui teman wanitanya. Sebab, di negara itu terdapat polisi agama yang mengawasi pasangan belum menikah melakukan pertemuan di tempat umum. Tak heran, jika saat ini, pemuda dan pemudi Arab mengandalkan layanan email dan instant messaging BlackBerry untuk melakukan komunikasi.

Adanya rencana pelarangan layanan email dan pesan singkat BlakBerry itu sontak menuai protes dari kalangan pengguna remaja di negara itu. Khalid Ali, 23 tahun salah satunya. "Saya tidak senang. Anggap saja saya berencana mengundang teman wanita saya untuk datang ke pesta. Tidak pantas jika orang lain mengetahuinya," jelas Ali, pengguna layanan BlackBerry.

Tingginya penggunaan layanan pesan BlackBerry di kalangan pemuda Arab memang telah dikritik oleh pendukung peraturan Islam tradisional. Mereka bahkan menyambut senang kemungkinan pemblokiran layanan tersebut.

"Layanan itu hanya membawa kemudaratan karena bisa mencuri-curi pandang di jalanan," jelas salah seorang pembaca di koran harian al Watan, yang menamakan dirinya Faisal.

Catatan saja, sekitar 50% populasi Arab Saudi berusia di bawah 24 tahun ke bawah. Kondisi ini yang kemudian memicu kekhawatiran masyarakat Arab akan kerusakan moral generasi muda di negara itu.

Saudi Telecom Co dan dua pesaing utamanya sudah melakukan pertemuan dengan pihak Research in Motion Ltd (RIM) guna membicarakan layanan pengiriman data yang dapat disesuaikan dengan tingkat keamanan layanan.

Sekadar mengingatkan, pemerintah Arab Saudi berencana menghentikan layanan email dan instant messaging BlackBerry mulai Oktober mendatang. Jika rencana ini benar-benar dilakukan, maka hal itu akan memudarkan pesona handset tersebut di mata penggunanya.

Terkait hal itu, Menteri Luar negeri AS Hillary Clinton dan Menteri Perdagangan Kanada Peter Van Loan pada 5 Agustus lalu mengatakan, pihaknya tengah berdiskusi dengan pihak RIM untuk mencari solusi terbaik terkait masalah ini.




TERBARU

[X]
×