Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Lonjakan harga setrum telah menempatkan "tekanan besar" pada semua pengecer listrik di Singapura. Union Power mengumumkan pada Senin (18/10), mereka akan menghentikan 850 akun pengguna karena mengatur ulang bisnisnya.
"Union Power telah memulai reorganisasi dengan kesedihan karena menghargai loyalitas dan hubungan pelanggan. Ini adalah langkah yang sulit tetapi perlu untuk memastikan kelangsungan finansial Union Power," kata Direktur Eksekutif Union Power Ellen Teo, Senin (18/10), seperti dikutip Channel New Asia.
Meski begitu, Union Power memastikan, mereka tidak keluar dari pasar ritel listrik di Singapura.
Union Power mengatakan, akan menghentikan beberapa rekening listrik ritel sambil melanjutkan bisnis seperti biasa, dengan perumahan menjadi mayoritas pelanggan mereka. Setelah reorganisasi, Union Power tingga memiliki sekitar 20.000 akun pengguna.
Baca Juga: Pengecer listrik Singapura bertumbangan, tak kuat hadapi gejolak pasar setrum
"Pelanggan yang terkena reorganisasi bisa memilih pengecer baru atau akun mereka ditransfer ke SP Power," kata Union Power dalam pernyataan tertulis. "Union Power akan membuat pengaturan yang diperlukan untuk memastikan gangguan minimal pasokan listrik".
Dua pengecer listrik keluar dari pasar Singapura
Pengumuman Union Power itu muncul setelah dua pengecer listrik lainnya, iSwitch dan Ohm Energy, mengatakan pada pekan lalu, mereka keluar dari pasar Singapura.
"Volatilitas baru-baru ini di pasar energi global telah berdampak sangat signifikan terhadap pasar listrik nasional Singapura karena pembangkit listrik lokal sangat bergantung pada gas alam," sebut Union Power, yang merupakan bagian dari Union Energy Group.
Karena lonjakan harga yang berkelanjutan, Union Power menyebutkan, harus memisahkan pelanggan sesuai dengan tingkat penggunaan.
Baca Juga: Krisis energi China semakin parah, harga batubara cetak rekor tertinggi baru