Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank-bank besar di Amerika Serikat (AS) meningkatkan dividen usai berhasil melalui stress test tahunan yang digelar pada pekan lalu. The Fed mengatakan pada Kamis lalu bahwa bank-bank besar AS telah lulus stess test.
Bank-bank tersebut bisa dengan mudah mengatasi perlambatan ekonomi yang cukup parah. Itu menunjukkan bahwa perbankan memiliki modal yang cukup untuk menangani krisis ekonomi yang parah dengan melonjaknya pengangguran, jatuhnya harga real estat dan anjloknya harga saham.
Pernyataan The Fed tersebut secara efektif memberi lampu hijau kepada bank-bank tersebut untuk mengembalikan miliar dolar kepada investornya dalam bentuk dividen dan lewat buyback saham. Morgan Stanley dan Goldman Sachs Group Inc memimpin kenaikan pembagian dividen dan buyback saham di antara bank-bank AS.
Goldman Sachs akan menaikkan dividen kuartalan sebesar 25% menjadi US$ 2,5 per saham dari sebelumnya hanya US$ 2. Morgan Stanley menaikkan dividen dari 70 sen menjadi 77,5 sen per saham.
Baca Juga: Tokyo Membara, Cetak Rekor Gelombang Panas Bulan Juni Terburuk Sejak 1875
CEO Goldman Sachs David Salomon mengatakan, strategi perusahaan yang berorientasi pada klien akan terus mendiversifikasi perusahaan dan memberikan tingkat pengembalian yang kuat bagi para investornya.
"Kami akan terus mengelola modal secara dinamis dan tetap berada pada posisi yang baik untuk mendukung klien kami," katanya dikutip Bloomberg, Selasa (28/6).
Sementara JPMorgan Chase & Co tetap mempertahankan pembagian dividennya stabil sebesar US$ 1 per saham. Bank ini dalam pernyataan resminya mengatakan, dividen tidak ditingkatkan mengingat persyaratan modal masa depan yang lebih tinggi. Citigroup Inc juga mengatakan dividennya akan tetap stabil di level 51 sen per saham.
Saham Goldman Sachs naik sekitar 1,7% setelah pengumuman pada 17:20 dalam perdagangan New York yang diperpanjang. Morgan Stanley naik sekitar 2,5%. Sementara saham JPMorgan turun hampir 1% menjadi $ 115,50 segera setelah pernyataannya.
The Fed mengatakan lebih dari 30 pemberi pinjaman yang diperiksanya dapat tetap di atas persyaratan modal minimum mereka selama penurunan hipotetis, yang akan menyebabkan total kerugian yang diproyeksikan sebesar US$ 612 miliar. Perbankan menggunakan tes untuk menilai berapa banyak modal yang mereka mampu berikan kepada investor tanpa jatuh di bawah jumlah yang harus mereka pegang sebagai bantalan.
Secara keseluruhan, raksasa perbankan AS akan mengembalikan US$ 80 miliar kepada pemegang saham tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg berdasarkan perkiraan yang diberikan oleh analis di Barclays Plc.
Baca Juga: GlobalWafers Taiwan Akan Investasikan US$ 5 Miliar di Pabrik Wafer Silikon, Texas
Wells Fargo & Co, raksasa perbankan ritel yang berbasis di San Francisco, mengumumkan akan menaikkan dividen 20% menjadi 30 sen per saham dari sebelumnya 25 sen. Begitupun dengan Bank of America Corp, berencana mengerek dividen 22 sen dari 21 sen.
“Bank of America mempertahankan posisi modal yang kuat untuk melayani pelanggan dan kliennya melalui lingkungan ekonomi saat ini dan disiplin berkelanjutan kami seputar risiko telah mempersiapkan kami dengan baik untuk skenario tekanan ekonomi yang parah,” kata Alastair Borthwick CEO bank tersebut dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, ada State Street Corp juga yang akan meningkatkan dividennya sebesar 10% menjadi 63 sen per saham, lalu Truist Financial Corp siap meningkatkan dividen 8% menjadi 52 sen per saham, dividen Bank of New York Mellon Corp akan naik 9% menjadi 37 sen per saham, dan Fifth Third Bancorp kemungkinan akan mengerek dividen 3 sen per saham dari 30 sen saat ini.