Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Johor, negara bagian Malaysia yang berkembang pesat sebagai pusat data center di kawasan tersebut mulai memperketat izin untuk membuat proyek baru. Aturan ini untuk menekan penggunaan air yang berlebihan dan mengurangi tekanan pada pasokan lokal.
Menurut laporan The Star, Johor akan menghentikan persetujuan untuk pembangunan data center Tier 1 dan Tier 2. Proyek data center tier ini biasanya menggunakan fasilitas dengan infrastruktur dasar yang dapat mengonsumsi hingga 50 juta liter air per hari setara dengan sekitar 20 kolam renang Olimpiade.
Ketua Komite Perumahan dan Pemerintah Lokal Johor, Mohd Jafni Md Shukor dikutip Bloomberg mengatakan penggunaan air pada jenis data center tersebut bisa mencapai 200 kali lebih besar dibandingkan fasilitas dengan tier lebih tinggi yang lebih efisien.
Baca Juga: Boikot Mereda, Kerugian Starbucks Malaysia Tersisa RM 14,8 juta
Langkah ini menjadi salah satu intervensi paling tegas Johor di tengah pesatnya pertumbuhan industri data center di Asia Tenggara, terutama karena lonjakan permintaan yang berasal dari Singapura. Meski mendatangkan investasi bernilai miliaran dolar, kebutuhan listrik dan air yang sangat besar dari fasilitas komputasi ini mulai membebani infrastruktur setempat.
Johor kini ingin mendorong investasi ke data center bertier tinggi yang lebih hemat energi dan memenuhi standar keberlanjutan internasional. Hal ini ditegaskan Mohd Jafni dalam sidang dewan negeri, setelah seorang anggota legislatif menyampaikan kekhawatiran terkait lonjakan konsumsi air dan meningkatnya gangguan suplai setiap tahun.
Hingga November, Johor telah menyetujui 51 proyek data center dengan total nilai investasi 182,96 miliar ringgit setara dengan US$ 44,3 miliar. Dari jumlah tersebut, 17 proyek telah beroperasi, 11 sedang dibangun, dan 23 disetujui pada tahun ini, menurut laporan The Star.













