Sumber: Bloomberg | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Bisnis Starbucks di Malaysia berangsur-angsur mulai pulih. Operator Starbucks di Malaysia mengatakan, bisnisnya perlahan membaik setelah boikot yang dipicu konflik Gaza sempat mengakibatkan penutupan gerai dan kerugian besar.
“Pemulihannya lambat, tetapi kami melihat ada tanda-tanda positif ke depannya,” ujar Sydney Lawrance Quays, CEO Berjaya Food Bhd., seperti diberitakan Bloomberg, Selasa (25/11/2025).
Laporan keuangan kuartal pertama perusahaan yang dirilis Senin malam (24/11/2025) menunjukkan kerugian bersih berkurang lebih dari setengahnya menjadi RM 14,8 juta, sekitar Rp 59,53 miliar. Pendapatan naik 3,3% secara tahunan.
Baca Juga: Malaysia Luncurkan Rencana Ambisius senilai Rp 2.355 Triliun!
Ini merupakan pertanda baik setelah perusahaan mencatat rekor kerugian sebesar RM 292 juta, sekitar Rp 1,17 triliun, di tahun fiskal berakhir Juni lalu. "Meskipun mengalami boikot yang berat, perusahaan masih sangat percaya pada merek Starbucks,” kata Quays.
Saat boikot masih masif, Berjaya Food telah memangkas jumlah gerai Starbucks di seluruh Malaysia dari 400 menjadi 320. Alhasil, kini status jaringan kopi terbesar di Malaysia dipegang kehilangan keunggulannya dari perusahaan rintisan lokal, Zuspresso Sdn.
Menurut Syifaa’ Mahsuri Ismail, Analis Hong Leong Investment Bank Bhd, Berjaya masih akan tetap sulit merebut Kembali pangsa pasar kopi yang hilang. Keterpurukan merek akibat ketegangan geopolitik dapat terus menekan permintaan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Penjualan Global Starbucks Mulai Pulih, Tapi Lonjakan Harga Kopi Tekan Margin
Alhasil, pemulihan ke tingkat kinerja sebelum boikot akan berjalan lambat. "Meningkatnya persaingan dari jaringan kopi lokal dan yang berbasis di Tiongkok yang berkembang pesat memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar," tulis Ismail dalam risetnya.
Quays mengaitkan berkurangnya boikot ini dengan semakin dipahaminya konsumen bahwa Starbucks di Malaysia dioperasikan perusahaan lokal. Tuduhan bahwa merek tersebut terkait dengan konflik tersebut tidak benar. "Hampir semua karyawannya adalah Muslim," tambah Quays.
Berjaya Food juga sedang bersiap untuk berekspansi di negara-negara Nordik. Berjaya Food mengklaim memiliki hak atas merek Starbucks di kawasan tersebut. Berjaya merencanakan gerai Starbucks ketiganya di Islandia setelah peluncuran gerai pertama pada Mei lalu.
Berjaya juga memegang waralaba global Kenny Rogers Roasters dan memproduksi makanan dengan merek Paris Baguette di Malaysia dan Filipina. Starbucks menyumbang porsi terbesar bisnis Berjaya, menyumbang sekitar 80% dari pendapatan grup. Berjaya Food adalah unit dari Berjaya Corp Bhd., sebuah konglomerasi yang didirikan oleh taipan Malaysia Vincent Tan.













