Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia akan membatasi ekspor ayam mulai 1 Juni 2022, di antara langkah-langkah lain untuk mengatasi kekurangan pasokan domestik, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan.
Hal itu Ismail Sabri sampaikan pada Senin (23/5) usai rapat kabinet membahas kenaikan harga kebutuhan pokok dan masalah pasokan ayam.
"Sebagai langkah jangka pendek, rapat kabinet hari ini telah membuat beberapa keputusan tentang masalah pasokan dan harga ayam saat ini, termasuk menghentikan ekspor hingga 3,6 juta ekor ayam per bulan mulai 1 Juni, hingga harga domestik dan produksi stabil," katanya.
"Prioritas pemerintah adalah rakyat Malaysia," tegasnya, seperti dikutip Channel News Asia.
Baca Juga: Demi Dongkrak Ekspor dan Produksi, Malaysia bakal Potong Tarif Pajak CPO
Perdana Menteri menambahkan, pemerintah juga akan membuat stok ayam penyangga, dan mengoptimalkan fasilitas penyimpanan dingin yang ada di bawah kepemilikan Kementerian Pertanian dan Industri Makanan dan lembaga negara.
Konsumen Malaysia mengeluhkan kenaikan harga ayam di tengah kekurangan pasokan. Beberapa pengecer harus menggunakan penjatahan penjualan mereka.
Ismail Sabri menyebutkan, langkah tambahan lainnya termasuk menyederhanakan proses klaim subsidi untuk produsen ayam dan mengakui rumah potong hewan di luar negeri untuk meningkatkan produksi pasokan ayam dalam negeri.
Malaysia juga menghapus approved permit (AP) untuk mengimpor ayam utuh dan ayam potong, yang bertujuan untuk meningkatkan pasokan pangan.
Baca Juga: Kebijakan Tak Terduga Indonesia Bantu Malasia Jadi Pemasok Dominan CPO ke India
Menurut data statistik di situs Federasi Asosiasi Peternak Malaysia, ekspor unggas hidup Malaysia telah meningkat dari 40,19 juta ekor pada 2007 menjadi 59,08 juta ekor di 2020.
Hanya, Malaysia mengimpor lebih dari 62.770 metrik ton ayam potong dan mengekspor 18.320 metrik ton ayam potong pada 2020.
Menurut data Badan Pangan Singapura, sekitar sepertiga pasokan ayam Singapura diimpor dari Malaysia. Sumber utama lainnya termasuk Brasil 49% dan Amerika Serikat 12%.