Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump marah besar pada akhir bulan lalu setelah Beijing melakukan pembalasan atas tarif perdagangan. Hal itu semakin membuat hubungan dagang kedua negara memanas. Bahkan Trump ingin menaikkan tarif impor dua kali lipat terhadap barang-barang China. Hal itu diungkapkan oleh tiga orang sumber CNBC yang tak mau namanya diungkap ke publik.
Menurut sumber tersebut, presiden marah besar setelah dia mengetahui pada 23 Agustus lalu bahwa China telah merencanakan untuk menerapkan tarif impor produk AS senilai US$ 75 miliar sebagai respon dari tarif impor baru Washington yang berlaku pada 1 September.
Baca Juga: Lewat Twitter, Trump mengingatkan China, dia bakal lebih keras dalam bernegosiasi
Melansir CNBC, sumber tersebut bercerita, reaksi pertawa Trump adalah berkomunikasi dengan para penasehat Gedung Putih di bidang perdagangan pada hari itu. Trump kemudian menyarankan untuk menaikkan tarif sebanyak dua kali lipat.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer kemudian membuat daftar CEO yang akan menelpon presiden dan mengingatkannya akan dampak dari langkah yang diambil terhadap pasar saham dan perekonomian.
Trump menahan diri. Namun, pada 23 Agustus sore, setelah penutupan market, dia menyebut di Twitter akan menetapkan kenaikan sebesar 5% tarif atas barang-barang China senilai US$ 550 miliar.
Baca Juga: Presiden Xi: China menghadapi berbagai risiko dan tantangan yang terus meningkat
Keeseokan harinya, baik Mnuchin dan Sekretaris Pers Gedung Putih Stephanie Grisham memberikan klarifikasi, penyesalan terbesar Trump adalah tidak menaikkan tarif lebih tinggi. "Presiden Trump merespon dengan afirmatif, karena dia menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi," jelas Grisham pada waktu itu.
Aksi pembalasan Trump dilakukan pada hari di mana muncul kecemasan mengenai perang dagang antara AS dan China. Kondisi itu menyebabkan pasar saham AS turun tajam. Baik AS dan China menerapkan tarif bari atas sejumlah barang pada hari Minggu.
Pada Selasa pagi, Trump bilang dia bisa mengambil langkah drastis lain untuk menindak praktik perdagangan China jika dia memenangkan lagi pemilihan presiden tahun depan jika tidak ada kesepakatan perdagangan baru yang tercipta.
"Kesepakatan akan JAUH LEBIH SULIT!" tulisnya dalam tweet seperti yang dikutip dari CNBC.
Baca Juga: Indeks manufaktur AS terkontraksi, Wall Street rontok
Perang dagang telah memicu kecemasan investor mengenai perlambatan ekonomi global. Data ekonomi terbaru yang dirilis pada Selasa kemarin juga tak banyak membantu. CNBC menulis, sektor mamanufaktur AS mengalami kontraksi pada Agustus untuk kali pertama dalam tiga tahun terakhir.
Trump sudah memukul China dengan tarif seiring tudingan bahwa Beijing melakukan praktik perdagangan yang curang. Pada Selasa pagi, dia mengklaim, "Kita melakukan dengan sangat baik negosiasi kesepakatan dengan China."
Negosiator AS dan China dijadwalkan akan bertemu pada bulan ini. Meski demikian, belum ada tanggal spesifik kapan hal itu dilakukan.
Hingga berita ini diturunkan, Gedung Putih Kementerian Keuangan, dan Perwakilan Perdagangan AS belum memberikan respon atas pertanyaan dari CNBC.