kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Marilyn Nelson: Pewaris Carlson Company (1)


Kamis, 06 September 2012 / 09:57 WIB
ILUSTRASI. Panduan isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 dari Kemenkes.


Sumber: Harian KONTAN, 4 September 2012 | Editor: Catur Ari

Pemilik Jaringan Bisnis Pariwisata Carlson Companies yang Mendunia

Terlahir dari keluarga pengusaha sukses menyebabkan Marilyn Carlson Nelson tercatat sebagai orang kaya di Amerika Serikat. Marilyn bersama adiknya, Barbara Calrson Gage mengembangkan bisnis restoran, hotel dan agen perjalanan yang merupakan warisan orang tua mereka. Ketiga sektor tersebut membuat wanita berusia 73 tahun ini memiliki kekayaan hingga US$ 2,5 miliar dan menduduki peringkat 491 orang terkaya sedunia versi majalah Forbes.

Cikal bakal kekayaan Marilyn Carlson Nelson adalah perusahaan Carlson Co yang didirikan ayahnya, Curtis Leroy Carlson pada tahun 1938. Pada tahun 1998, Carlson mendapuk Marilyn sebagai penerusnya sebelum meninggal setahun kemudian.

Kedua putri Carlson yakni Marilyn dan Barbara Carlson Gage terbilang sukses mewarisi kekayaan ayahnya di bidang perhotelan dan restoran. Ayah mereka adalah orang terkaya di Minnesota, Amerika Serikat (AS).

Nelson sebagai anak pertama keluarga Carlson membawahi delapan bisnis Carlson Companies yakni Carlson Wagonlit Travel, Carlson Wolrdwide, Radisson Hotel, Carlson Restoran Wolrdwide termasuk restoran TGI Friday, Pick Up Stix.

Perusahaan ini pun memiliki unit jasa perjalanan dan lembaga waralaba Carlson Leisure Group, agen perjalanan untuk departemen pemerintahan AS CW Goverment Travel, Seven Seas Cruises dan Carlson Mart.

Sebagai salah satu wanita pemimpin di beberapa industri perjalanan dan perhotelan, Nelson termasuk cakap di tengah pebisnis sektor yang dikuasai lelaki ini. Pada tahun 2006, kakak Gage ini bercerita, bisnis keluarga Carlson memperoleh pendapatan hingga US$ 34 miliar dari delapan sektor bisnis.

Awalnya, Nelson bekerja sebagai analis sekuritas di Minneapolis setelah lulus dari Smith College di Massachusetts, AS. Sebelum bekerja sebagai analis, ia pernah memiliki kesempatan bekerja di Gold Bond Stamp, cikal bakal Carlson Co.

Tetapi Nelson memilih bekerja sebagai analis. Pekerjaannya sebagai analis tidak berlangsung lama. Perempuan yang kini berusia 73 tahun ini memutuskan untuk tumbuh bersama tiga putri dan satu putranya.

Sebagai seroang ibu, ia tidak hanya mengurus rumah tangga. Ia terjun ke organisasi sosial dan membantu Super Bowl XXVI di Minneapolis tahun 1992. Nah, setelah anak-anaknya tumbuh dewasa, ia kembali memutuskan untuk berbisnis keluarga bersama adik dan ayahnya.

Curt Carlson memiliki ketegasan dalam membangun kerjaan bisnisnya. Sekitar tahun 1990, Carlson telah mempersiapkan transisi kepemimpin muda, ia menunjuk Nelson sebagai penerus bisnis.

Pada saat masuk, Nelson hanya sebagai karyawan biasa. Ia berada di bawah kepemimpinan pamannya yang kala itu menjabat sebagai chief executive officer (CEO). Namun, Carlson yakin, anaknya mampu menjadi seorang pemimpin muda.

Akhirnya, pada tahun 1998, Curtis menyerahkan kontrol perusahaan dan menunjuk Nelson sebagai CEO Carlson Co. Keluarga Carlson mengundang mantan presiden AS George Bush untuk ikut berpesta dalam perayaan pengangkatan Nelson yang bersamaan dengan ulang tahun Carlson ke-60.

Nelson tidak percaya, ayahnya memilih dia sebagai CEO perusahaan Carlson, karena ia mengenal sosok ayahnya sebagai orang yang keras kepala, tidak menyenangkan dan tidak memberikan kesempatan dirinya berkarier. Ketika ayahnya masuk usia pensiun, ia juga tidak menyangka bahwa ayahnya memilih dirinya menjadi memimpin Carlson Grup yang sudah besar.

Nelson berjanji tidak akan mengubah visi dan misi bisnis yang dikembangkan ayahnya. Dalam waktu satu tahun menjabat sebagai CEO, Nelson mulai membuka lapangan kerja bagi para perempuan dan tidak mempekerjakan anak-anak di bawah umur demi efisiensi.

Menurutnya, perusahaan yang mempekerjakan anak-anak adalah pelanggaran berat perusahaan. "Kami membuka lowongan bagi perempuan dan kami setuju menguhukum perusahaan yang mempekerjakan anak," katanya.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×