Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - Pasar Asia pada Rabu diperkirakan mengantisipasi data inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis.
Sekadar catatan S&P 500 dan Nasdaq di Wallsreet mengalami peningkatan dalam dua hari berturut-turut.
Hari ini kalender Asia terlihat ringan dengan salah satu acara utama adalah pidato oleh Asisten Gubernur Reserve Bank of Australia, Sarah Hunter.
Baca Juga: Inilah Ponsel China yang Jadi Penantang Berat iPhone 16
Data impor China pada Selasa menunjukkan bahwa pertumbuhan impor tahun-ke-tahun hanya 0,5% pada Agustus.
Angka tersebut seolah menciptakan awan gelap di atas kabar yang lebih cerah bahwa ekspor tumbuh dengan kecepatan tercepat dalam 18 bulan.
Baca Juga: Uni Eropa Bakal Pangkas Tarif yang Diusulkan untuk Tesla dan EV Lain dari China
Kenaikan harga minyak mentah Brent dan futures AS pada Selasa juga menarik perhatian. Harga kedua mencatatkan penurunan terbesar dalam sehari sejak Desember 2021.
Kedua komoditas tersebut sekarang turun lebih dari 25% dalam setahun, sementara harga bensin AS 30% lebih murah daripada tahun lalu.
Penurunan harga komoditas ini mengindikasikan bahwa dinamika deflasi sedang terjadi. Bisa jadi inflasi AS akan segera di bawah target 2% Federal Reserve.
Baca Juga: Australia Mengawali Putaran Final Davis Cup dengan Kemenangan
Pasar swap Australia tidak sepenuhnya menghargai pemangkasan suku bunga seperempat poin tahun ini. Selisih bunga AS dan Australia saat ini merupakan yang terendah dalam lebih dari dua tahun, hanya 7 basis poin.
Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia (RBA) akan menggelar rapat moneter berikutnya pada 23-24 September, seminggu setelah pertemuan serupa oleh Federal Reserve .
Baca Juga: 2 Pilihan Buruk yang Bakal Dihadapi Dunia ala Bill Gates: Perang Besar atau Pandemi
Berikut adalah beberapa peristiwa yang dapat memberikan lebih banyak arah pada pasar Asia pada Rabu:
- Pidato Sarah Hunter dari RBA
- Angka Pengangguran Korea Selatan (Agustus)
- Debat Presiden AS (Selasa)