kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Menanti hilangnya kesabaran Yellen


Rabu, 18 Maret 2015 / 18:32 WIB
Menanti hilangnya kesabaran Yellen
ILUSTRASI. Suasana pelayanan nasabah di Counter BNI Life Jakarta, Senin (7/1). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/07/01/2019.


Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana

Satu jam lewat tengah malam waktu Indonesia malam nanti (19/3), dunia akan menyimak kata demi kata yang tersurat dalam pernyataan Federal Open Market Committee (FOMC). Setelah dua hari menggelar rapat, dewan gubernur bank sentral Amerika Serikat itu akan menerbitkan pernyataan sekaligus jumpa pers. Ketua FOMC Janet Louise Yellen akan menjelaskan arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) terbaru.

Meski pernyataan FOMC akan panjang lebar seperti biasanya, khalayak keuangan dunia akan fokus memperhatikan masih ada tidaknya ungkapan "it can be patient” dalam pidato Yellen. Bulan lalu, Yellen sendiri yang mewanti-wanti bahwa arah kebijakan moneter AS akan tampak dari masih ada tidaknya ungkapan “sabar” dalam pernyataan FOMC nanti.

Jika kata-kata itu masih muncul berarti paling tidak dalam beberapa bulan ke depan FOMC belum akan menaikkan target bunga acuan (federal fund rate) dari 0%-0,25% saat ini. Dengan kata lain, AS masih akan melihat perkembangan ekonomi dalam negeri dan luar negeri lebih lanjut. Berarti dunia kembali harus menebak ulang kira-kira kapan bunga AS tersebut akan naik. Akhir-akhir ini semakin banyak analis dan ekonom dunia memperkirakan FOMC akan menaikkan target bunga AS pada Juni 2015 mendatang.

Sebaliknya apabila ungkapan “sabar” lenyap, pertanda FOMC mulai menyalakan sinyal kenaikan bunga. Namun, lagi-lagi Yellen pernah mewanti-wanti, belum tentu kenaikan bunga akan segera terjadi dalam sebulan-dua bulan setelahnya. Itu berarti, seperti perkiraan para ekonom, paling cepat bunga baru naik pada Juni 2015 .

Pasar sabar menanti

Penantian terhadap kata-kata Yellen begitu terasa dalam perdagangan matauang sejak Senin lalu. Nilai tukar tujuh pasangan utama matauang bergerak landai dalam range yang terhitung tipis. Sempitnya fluktuasi nilai tukar dalam perdangan forex seperti ini biasa terjadi menjelang pengumuman kebijakan moneter penting, seperti pernyataan FOMC malam nanti

EUR/USD, misalnya diperdagangkan dalam rentang  1,045 -1,065. GBP/USD juga hanya bergerak antara 1.485 hingga 1.4657, itupun sudah tertekan oleh pengumuman data ekonomi Inggris sore ini yang mengecewakan. AUD/USD dan USD/CAD, sampai tulisan ini tayang, malah diperdagangkan dalam rentang kurang dari 100 pips.

Nilai tukar matauang-matauang itu diprediksi bergerak melebar setelah nanti malam kepastian dari Yellen terbit. Para analis mata uang menyampaikan skenario sederhana. Apabila kesabaran AS hilang alias muncul sinyal kenaikan bunga, diperkirakan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang dunia lain akan semakin menguat. Sebaliknya, jika kata “sabar” masih bertengger dalam pernyataan FOMC, dollar AS yang akan melemah.

Pernyataannya sekarang, akankah kesabaran FOMC berakhir?

Para pengamat terbelah ke dalam dua pendapat. Sebagian kalangan menilai, kali ini, Yellen dan 11 anggota dewan gubernur yang lain sudah pada keyakinan pertumbuhan ekonomi AS yang pesat perlu diimbang dengan kenaikan bunga. Tingkat pengangguran AS (salah satu patokan utama kebijakan penentuan moneter selain inflasi) per Februari kembali menyusut 5,5% setelah sempat naik menjadi 5,6% pada Januari lalu.

Namun, sebagian kalangan yang lain menduga Yellen dan kawan-kawan masih akan melanjutkan kesabaran sampai tingkat inflasi AS kembali merangkak naik. Sekadar catatan, Federal Reserve memasang target inflasi 2%. Berdasarkan catatan kontan, sampai Februari lalu rata-rata inflasi AS (CPI) baru 1,45% setelah selama dua bulan terakhir inflasi malah merosot.

Namun, argumen ini segera ditepis oleh kubu pendamba kenaikan bunga dengan argumen bahwa penurunan inflasi yang cukup tajam akibat penurunan harga minyak dunia. Apabila komponen energi dan makanan dikeluarkan, maka rata-rata inflasi inti AS masih sekitar 1,60%. Mengingat mata uang negara-negara lain cenderung melemah, angkat tersebut dianggap sudah cukup untuk menyampaikan sinyal kenaikan suku bunga.

Nah, akan seperti apa anggota FOMC merumuskan pengumuman mereka? Silakan saja kalau Anda sabar melek sampai pukul 1 dini hari nanti malam.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×