Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway (BRK.B), adalah salah satu investor paling sukses sepanjang masa dengan penggemar global yang sangat besar.
Banyak investor yang mengamati setiap langkah investasinya, yang diungkapkan melalui laporan triwulanan 13F filings. Namun, apakah mengikuti setiap langkah investor legendaris ini benar-benar merupakan strategi yang menguntungkan?
Sejak memimpin Berkshire Hathaway, Buffett telah memberikan total return rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 19,8% dari tahun 1965 hingga 2023, hampir dua kali lipat kinerja S&P 500 (termasuk dividen) selama periode yang sama.
Kendati demikian, tidak semua langkah investasi Buffett berbuah manis dalam jangka pendek, dan ada beberapa kesalahan yang diakuinya sendiri.
Baca Juga: 3 Saham Ini Memberikan Dividen US$2,6 Miliar kepada Warren Buffett Setiap Tahun
Kinerja Jangka Panjang Berkshire Hathaway
Mengutip nasdaq.com, saham Berkshire Hathaway telah menunjukkan kinerja jangka panjang yang mengesankan di bawah kepemimpinan Buffett. Pada 2023, perusahaan ini menjadi perusahaan Amerika Serikat kedelapan, dan satu-satunya non-teknologi, yang mencapai kapitalisasi pasar US$1 triliun.
Dalam tahun berjalan, saham Berkshire telah meningkat lebih dari 34%, dua kali lipat kinerja S&P 500 selama periode yang sama. Namun, meskipun kinerja saham luar biasa, Buffett hanya membeli kembali saham Berkshire senilai US$345 juta pada kuartal kedua 2023, jumlah terendah sejak 2018.
Tidak Semua Langkah Buffett Menghasilkan Keuntungan
Seperti yang tercermin dari jumlah buyback yang rendah di kuartal kedua, tidak semua keputusan investasi Buffett berhasil, terutama dalam jangka pendek. Buffett terkenal karena kerendahan hatinya dan sering mengakui kesalahannya.
Baca Juga: Ini yang Dilakukan Warren Buffett saat Pasar Saham Bergejolak
Beberapa contohnya termasuk tidak membeli saham Alphabet (GOOG) dan Amazon (AMZN) sejak awal, serta menjual saham Disney (DIS) yang ia anggap sebagai kesalahan besar.
Buffett juga mengakui bahwa ia membayar terlalu mahal untuk akuisisi Precision Castparts, yang merupakan akuisisi terbesar dalam sejarah Berkshire. Perusahaan bahkan harus menurunkan nilai Precision Castparts hampir US$10 miliar pada 2020. Kesalahan ini sangat mahal, mengingat ukuran besar Berkshire Hathaway.
Kesalahan Penjualan Saham Apple dan Maskapai Penerbangan
Warren Buffett sebelumnya mengakui bahwa menjual sebagian saham Apple (AAPL) adalah kesalahan, meskipun pada 2024, Berkshire telah secara bertahap menjual hampir setengah dari saham Apple pada kuartal kedua.
Demikian pula, penjualan saham maskapai penerbangan AS pada awal pandemi COVID-19 pada 2020 dianggap sebagai kesalahan oleh banyak penggemar Buffett. Meskipun ia terkenal dengan prinsip "greedy when others are fearful", keputusan untuk menjual saham maskapai pada saat itu sulit dipahami.
Baca Juga: Pesulap Terkenal Ini Bagikan Trik Gandakan Portofolionya Hingga 276%
Buffett juga menjual saham General Motors (GM) pada 2022, yang dianggap sebagai kesalahan lainnya. Meskipun prinsip hindsight, beberapa keputusan ini tampak jelas sebagai kesalahan sejak awal.
Kesalahan dalam Memegang Kas
Selain keputusan investasi, keputusan Buffett untuk menyimpan kas dalam jumlah besar juga tidak selalu tepat. Ia telah menjadi penjual bersih saham selama tujuh kuartal berturut-turut hingga pertengahan 2023, meskipun pasar mencetak beberapa rekor tertinggi selama periode tersebut.
Tumpukan kas Berkshire mencapai rekor US$277 miliar pada akhir Juni 2023, namun keputusan ini terlihat kurang menguntungkan, mengingat pasar telah memberikan pengembalian dua digit pada 2020 dan 2021.
Baca Juga: Value Investor Ini Rekomendasikan 4 Saham yang Kurang Diperhatikan Tapi Layak Dibeli
Mengapa Mengikuti Setiap Langkah Buffett Mungkin Tidak Ideal
Meskipun Warren Buffett dianggap sebagai salah satu investor terbaik sepanjang masa, mengikuti setiap langkahnya secara membabi buta mungkin bukan strategi terbaik bagi sebagian besar investor.
Laporan publik mengenai investasinya sering kali tidak memberikan gambaran lengkap. Misalnya, meskipun Buffett menjual saham Apple, ia telah mengindikasikan bahwa langkah tersebut sebagian besar didorong oleh alasan pajak.
Selain itu, beberapa kesalahan Buffett, seperti pada saham Kraft-Heinz (KHC), sulit diperbaiki karena posisinya yang besar di perusahaan tersebut. Sementara investor biasa bisa dengan mudah menjual saham yang tidak menguntungkan, Buffett tidak selalu memiliki fleksibilitas yang sama.
