kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Mengenal Delta Plus, varian Covid-19 yang bikin cemas dan sudah menyebar ke 11 negara


Jumat, 25 Juni 2021 / 13:52 WIB
Mengenal Delta Plus, varian Covid-19 yang bikin cemas dan sudah menyebar ke 11 negara
ILUSTRASI. Varian baru Covid-19 yang disebut-sebut memiliki penularan tinggu yakni Delta Plus makin menyebar ke sejumlah negara.


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Varian baru Covid-19 yang disebut-sebut sangat menular yakni Delta Plus makin menyebar ke sejumlah negara termasuk Inggris, Amerika Serikat (AS) dan India.

Varian Delta Plus ini merupakan versi varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India pada bulan Februari 2021. Varian Delta Plus ini pertama kali dilaporkan Public Health England, sebuah badan kesehatan pemerintah Inggris, pada 11 Juni lalu.

Sekitar 200 kasus telah ditemukan di 11 negara. Pakar kesehatan sedang menyelidiki apakah Delta Plus mungkin lebih menular daripada jenis lain seperti varian Alpha atau Delta.

Apa perbedaan Delta Plus dengan varian Delta?

Semua varian membawa kelompok mutasi. Delta Plus memiliki mutasi ekstra yang disebut K417N, yang membedakannya dari varian Delta biasa.

Mutasi ini mempengaruhi protein spike, bagian dari virus yang menempel pada sel yang diinfeksinya.

"Mutasi K417N tidak sepenuhnya baru, ia muncul secara independen di beberapa garis keturunan virus," kata Francois Balloux, Direktur Institut Genetika Universitas College London (UCL) seperti dikutip CNN.

Baca Juga: Infeksi varian Delta Covid-19 diprediksi akan melonjak di Uni Eropa pada Agustus 2021

Mutasi itu terlihat pada strain yang ditemukan di Qatar pada Maret 2020, dan juga ditemukan pada varian Beta, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan musim gugur lalu, kata Balloux kepada Science Media Center, Rabu (23/6).

"Mutasi dapat berkontribusi pada pelarian kekebalan, meskipun dampaknya pada penularan tidak jelas," tambahnya.

Semua virus bermutasi terus-menerus. Beberapa dari perubahan itu membuat virus lebih baik dalam menginfeksi sel, atau lebih baik dalam bereplikasi, sementara yang lain memiliki sedikit efek atau bahkan berbahaya bagi virus.

Balloux mengatakan, hingga saat ini, ada sekitar 160 jenis virus corona yang diurutkan secara global.

Ada juga varian Delta plus lainnya dengan mutasi lain, sebut Pemerintah India pada Rabu lalu. Namun, varian AY.1 adalah yang paling terkenal.

Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19 menambahkan, tim WHO sedang melihat mutasi spesifik ini dan apa artinya ini dalam hal penularan, dalam hal tingkat keparahan. "Dan ini sangat penting apa artinya dalam hal kami melakukan tindakan medis," ujarnya.

Sementara itu, varian Delta reguler, juga dikenal sebagai strain B.1.617.2, telah menyebar dengan cepat. Ini telah dilaporkan di lusinan negara, dan 40% hingga 60% lebih mudah menular daripada varian Alpha yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.

Apakah Delta Plus lebih menular atau mematikan?

Menurut badan pengurutan genom Covid-19 pemerintah India, varian Delta Plus menunjukkan beberapa sifat yang mengkhawatirkan seperti peningkatan penularan, pengikatan yang lebih kuat pada reseptor sel paru-paru, dan potensi pengurangan respons antibodi.

Belum jelas apa efek mutasi pada kemanjuran vaksin. Tetapi Julian Tang, profesor ilmu pernapasan di University of Leicester mengingatkan, itu berpotensi memberikan varian sifat lolos vaksin yang signifikan.

Baca Juga: Baru 10% penduduk dunia yang sudah mendapat vaksin Covid-19



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×