kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menikah muda, bercerai dan menjadi pengusaha (3)


Kamis, 18 Mei 2017 / 11:48 WIB
Menikah muda, bercerai dan menjadi pengusaha (3)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Perjalanan hidup Yoshiko Shinohara menarik dikisahkan. Berawal dari upaya memperjuangkan nasib kaum perempuan yang ingin bekerja, kini bisnis Yoshiko lewat Temp Holding, perusahaan jasa tenaga kerja, makin mendunia. Tadinya, sang ibu hanya menginginkan Yoshiko menjadi ibu rumahtangga dan menikah di usia muda. Yoshiko sempat menikah di usia 20 tahun, tapi kemudian bercerai. Dia lalu mendirikan perusahaan outsourcing yang awalnya ilegal.

Tidak pernah terlintas dalam benak Yoshiko Shinohara kala masih muda, menjadi wanita kaya raya seperti saat ini. Sejak pertama kali mendirikan bisnis, wanita yang kini berusia 83 tahun ini menyatakan hanya ingin menunjukan kepada para kerabatnya bahwa seorang wanita dapat bekerja dan sukses berkat jerih payahnya sendiri.

Seperti dikisahkan dalam di advance.org, Yoshiko tidak menyangka perusahaan jasa outsourcing yang ia bentuk menjadi sangat besar dan mendunia. Sebab sejak awal, dia hanya ingin menjadi jembatan bagi kaum wanita atau ibu rumah tangga di Jepang yang ingin bekerja.

Asal tahu saja, sekembalinya Yoshiko ke Jepang dari luar negeri pada awal tahun 1970, tidak ada satu pun perusahaan yang mau mempekerjakan dirinya sebagai sekretaris. Sampai akhirnya, pada tahun 1973 dia memutuskan membuka usaha sendiri.

Fakta menarik kehidupan Yoshiko yakni bisnis jasa outsourcing pada awal berdiri merupakan usaha ilegal di kawasan Asia. Mayoritas perusahaan Jepang mempekerjakan pekerja tetap, karena pegawai paruh waktu merupakan aktivitas yang dilarang keras oleh Jepang pada masa itu.

Yoshiko yang mengetahui hal tersebut, justru memilih melanjutkan misinya menjadikan Temp Holding menjadi perusahaan jasa terbesar di Jepang. Meski tak jarang, dirinya kerap dimintai keterangan oleh Kementerian Tenaga Kerja Jepang.

Pada sebuah kesempatan seperti diberitakan Harvard Business Review (HBR) pada tahun 2009, Yoshiko menyebutkan bahwa kala perusahaannya mendobrak aturan pekerja paruh waktu, dia sudah siap jika memang harus mendekam di penjara.

Namun nasib berbicara lain. Upaya lobi-lobi Yoshiko membuahkan hasil. Pemerintah Jepang pun mencabut aturan larangan outsourcing.

Namun, perjuangan terberat Yoshiko justru terjadi saat harus berhadapan dengan sang ibu. Salah satu dari 26 wanita terkaya di Asia ini, berkisah, pada awal mula memulai karier, hubungannya dengan ibunya menjadi tidak harmonis. Usai kematian sang ayah pada saat Yoshiko berusia 8 tahun, ibunya menghendaki Yoshiko menikah muda dan menjadi ibu rumahtangga.

Tak ingin mengecewakan sang ibu, Yoshiko menikah di usia 20 tahun. Ternyata menikah muda sulit dijalani Yoshiko, yang akhirnya bercerai dan melanjutkan hidup menjadi wanita karier.

Keputusan tersebut membuat hubungan antara dia dengan ibu serta kakaknya menjadi renggang. Yoshiko menegaskan, ketidakcocokan menjadi alasan utama mengapa dia memilih bercerai dari sang suami.

Berkat kegigihan dan pengorbanannya itu, kini Yoshiko menjadi salah satu dari 50 wanita dengan pengaruh terbesar di seluruh dunia. Berada di urutan ke-37, Yoshiko hanya sedikit di bawah Naelam Dhawan, wanita asal India yang merupakan Direktur Pelaksana Hewlett-Packard (HP). Tak hanya itu, di tahun 2010, Yoshiko sempat menduduki peringkat ketujuh sebagai wanita tersukses versi Financial Times. Pada tahun sama, dia meraih gelar Chief Executive Officer (CEO) paling berpengaruh dari The Japan Times.

Wanita kelahiran 19 Oktober 1934 ini juga terkenal dengan sifat dermawannya khususnya di bidang tenaga kerja. Dilansir oleh greatest.info, pada tahun 2014 Yoshiko pernah menghibahkan 5,6% saham Temp Holding yang setara US$ 140 juta untuk membiayai dan membentuk Yoshiko Shinohara Memorial Foundation, sebuah yayasan yang aktif memberikan beasiswa kepada siswa dan siswi berprestasi di sekolah menengah atas (SMA).                  

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×