Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - BELEM, BRASIL - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan bahwa transisi global menuju ekonomi rendah karbon membutuhkan pendanaan hingga US$ 3 triliun.
Pendanaan atau modal baru ini dibutuhkan setiap tahun hingga tahun 2050. Yellen menyebut angka ini jauh di atas pembiayaan tahunan yang sudah dikelarkan saat ini.
Tapi untuk mengisi kesenjangan tersebut justru menjadi peluang ekonomi terbesar di abad ke-21.
Yellen mengatakan hal ini di Belem Brasil Sabtu (27/7), Belem merupakan kota gerbang hutan tropis Amazon di Brasil.
Baca Juga: Jalan Panjang 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur di Era Presiden Jokowi
Ia menyebutkan untuk mencapai tujuan emisi nol bersih tetap menjadi prioritas utama pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden-Kamala Harris dan ini akan membutuhkan kepemimpinan yang jauh melampaui batas-batas AS.
"Mengabaikan penanganan perubahan iklim dan hilangnya alam dan keanekaragaman hayati bukan hanya kebijakan lingkungan yang buruk. Ini adalah kebijakan ekonomi yang buruk," kata Yellen dalam pidatonya setelah menghadiri pertemuan para pemimpin keuangan G20 pada hari Kamis dan Jumat di Rio de Janeiro.
Negara-negara maju janji untuk menyediakan dan memobilisasi dana sebesar $116 miliar untuk pendanaan iklim bagi negara-negara berkembang pada tahun 2022, 40% di antaranya berasal dari bank pembangunan multilateral (MDB).
Yellen juga mengatakan bank-bank, termasuk Bank Dunia dan Bank Pembangunan Inter-Amerika (IDB) harus menetapkan target baru dengan kenaikan pendanaan ini.
Baca Juga: Ada Usulan Kawasan Ekonomi di IKN Nusantara, Bareng Tujuh Usulan KEK Baru
Kebutuhan pendanaan adalah "peluang ekonomi terbesar di abad ke-21" dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan lebih inklusif, termasuk bagi negara-negara yang kekurangan investasi, katanya.
Saat berada di Belem, Yellen bertemu dengan menteri keuangan dari negara-negara lembah Amazon dan Presiden IDB Ilan Goldfajn.
Ia menegaskan kembali komitmen AS terhadap platform Amazonia Forever milik bank tersebut, yang menyediakan pendekatan holistik terhadap pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut melalui pendanaan, persiapan proyek, dan kolaborasi.
"Kami berharap program ini akan memberikan insentif bagi investasi sektor swasta yang lebih besar di kawasan yang mendukung alam," tambahnya.
Baca Juga: Bahalap: Kisah Sukses Kerajinan Tangan Dayak yang Merambah Pasar Internasional
Yellen meminta MDB hampir dua tahun lalu untuk memperluas misi dan kapasitas pinjaman mereka agar mencakup upaya memerangi perubahan iklim. Ia mengatakan hal ini "sekarang sudah menjadi bagian dari DNA mereka," tetapi investasi swasta yang besar diperlukan, dan Departemen Keuangan, Kementerian Keuangan Brasil, dan pemangku kepentingan lainnya berupaya untuk meningkatkan keterlibatan dengan sektor swasta.
Ia mengatakan bank-bank juga harus mengkatalisasi model bisnis baru untuk memobilisasi investasi yang mendukung alam dan keanekaragaman hayati sekaligus memperkuat ekonomi dan memajukan transisi iklim.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Yellen meluncurkan inisiatif baru dengan negara-negara di lembah Amazon, Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, dan Suriname, untuk memerangi kejahatan alam, seperti penebangan liar dan pemanenan satwa liar dan mineral, yang mengancam keanekaragaman hayati dan ekosistem Amazon.