kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Merkel-Hollande satu suara hadapi Yunani


Jumat, 24 Agustus 2012 / 16:30 WIB
Merkel-Hollande satu suara hadapi Yunani
ILUSTRASI. OPPO A16 resmi hadir di Indonesia.


Reporter: Rika Theo, Reuters |

BERLIN. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande satu suara dalam pertemuan membahas Yunani hari ini. Mereka meminta Athena jangan berharap mendapat kelonggaran bailout jika tak memenuhi target reformasi ekonominya.

Merkel memegang teguh kebijakannya untuk menanti laporan Yunani di September saat menghadap troika. Sebelum itu, ia takkan mendiskusikan pelonggaran syarat bail out. Ia menegaskan, berpegang pada komitmen itu sangat vital.

"Namun kami akan, dan saya akan, mendukung Yunani untuk melanjutkan langkah menuju reformasinya yang telah mengambil banyak dari warga Yunani,” ujarnya kepada reporter sebelum acara makan malam dengan Yunani.

Hollande yang berdiri di sebelah Merkel menyambung, “Kami ingin, saya ingin, Yunani berada di zona Euro. Ini keinginan yang sudah kami ungkapkan sejak awal krisis. Sekarang tergantung Yunani untuk mengambil upaya yang penting agar tujuan itu tercapai.”

Sumber Reuters dari Jerman yang mengikuti acara itu mengatakan bahwa kedua pemimpin Eropa itu berjanji bekerja bersama dengan tekad menyelesaikan krisis zona Eropa. Mereka juga setuju bahwa ‘kredibilitas’ adalah kata kunci untuk menyelamatkan Yunani.

Sedangkan sumber lain yang dekat dengan kepresidenan Prancis mengungkapkan bahwa kedua pemimpin itu ingin berbicara blak-blakan seputar topik panas mulai dari zona Eropa hingga konflik Suriah.

Sebelumnya, Perdana Menteri Yunani Antoni Samaras berkata kepada media Jerman bahwa ia mungkin minta tambahan waktu untuk memenuhi target fiskal, tapi bukan minta uang lagi. Samaras berharap negaranya diberi empat tahun, bukannya dua tahun untuk menempuh kebijakan ekonomi ketat. Dengan begitu, dampaknya terhadap warga Yunani bisa lebih lunak.

Namun, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble nampaknya tak yakin. “Tambahan waktu bukan solusi masalah,” tegasnya. Menurutnya, tambahan waktu bisa berarti tambahan uang. “Bantuan Eropa untuk Yunani sudah mencapai batas yang secara ekonomi layak diberikan,” imbuhnya.

Di sisi lain, Belanda tetap menjadi sekutu Jerman dalam masalah ini. Menteri Keuangan Belanda Jan Kees De Jager mendesak Jerman untuk berpegang pada posisi tegasnya. Ia juga berpendapat, memberi Yunani tambahan waktu takkan membantu.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×