Reporter: Menur Asri Kuning, The New York Times | Editor: Edy Can
ATHENA. Para perwakilan kreditur internasional telah menyelesaikan pengawasan kemajuan Yunani, Minggu (5/8) kemarin. Tinjauan ini untuk memastikan apakah negara yang sedang sekarat tersebut sudah siap memenuhi persyaratan untuk memperoleh pinjaman yang kedua atau tidak.
Para kreditur internasional itu akan kembali meninjau situasi terakhir Yunani pada September ini. Tinjauan ini akan sekaligus memutuskan apakah Yunani berhak memperoleh dana talangan yang kedua atau tidak.
Asal tahu saja, The European Commission, European Central Bank dan International Monetary Fund (IMF) yang dikenal sebagai troika, telah berjanji mengucurkan pinjaman sebesar US$ 300 miliar selama dua tahun. Total pinjaman yang telah mengalir sebesar US$ 200 miliar.
Yunani membutuhkan dana talangan kedua karena saat ini kas negara sedang kosong. Para pemimpin Uni Eropa mengaku telah mempunyai solusi untuk menambal surat utang yang jatuh tempo sebesar US$ 4 miliar yang akan jatuh tempo pada tanggal 20 Agustus mendatang.
“Pembicaraan berjalan dengan lancar, kami membuat kemajuan yang signifikan”, tutur Poul Thomsen, utusan dari IMF kepada wartawan setelah pertemuan dengan Menteri Keuangan Yannis Stournaras yang menyimpulkan juga telah mengalami 10 hari pembicaraan yang rumit. “Kami akan berhenti sebentar saat ini dan kembali lagi nanti di awal September”.
Pernyataan resmi para kreditur torika itu menyatakan, situasi Yunani lebih terkendali. Siaran pers itu menyebutkan pembicaraan berlangsung produktif dan adanya kesepakatan secara keseluruhan pada kebutuhan untuk memperkuat upaya kebijakan untuk mencapai tujuannya.
Juru bicara Yunani juga mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan sudah sangat baik dan adanya kemajuan sistematis yang telah dibuat dalam mengidentifikasi sumber-sumber baru untuk tabungan negara.
Di tempat yang berbeda, para pejabat pemerintahan Yunani menyatakan, negara mereka telah mengalami kemajuan yang signifikan. Salah satu indikasinya adalah bagaimana Yunani dapat menghemat anggaran sebesar US$ 3,7 miliar pada 2012.
Selain itu, Negeri Para Dewa ini juga berencana menghemat anggaran belanja sebesar US$ 14,2 miliar pada 2013 dan 2014. Penghematan tersebut dilakukan pula untuk belanja negara, pensiun dan tunjangan sosial.
Sebelumnya, Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras berjanji menegosiasikan beberapa kesepakatan utang sebesar US$ 161 miliar yang telah disepakati pada Februari lalu. Hal tersebut dilakukan untuk sebagai penyelesaian tabungan untuk memenuhi syarat untuk tahap berikutnya dan juga untuk menyelamatkan dana sebesar US$ 37 miliar.
Pekan lalu, para koalisi pemerintahan Yunani mulai goyah karena bimbang untuk memangkas anggaran sebesar US$ 14,2 miliar pada tahun 2013 dan 2014. Pembicaraan tersebut sempat menimbulkan ketegangan karena tidak semua tabungan telah diidentifikasi.
Samaras diharapkan dapat menekan tekad Yunani untuk memenuhi tuntutan kreditur dan mengamankan masa depan negara untuk tetap berada di lingkaran euro dalam perbincangan pertemuan dengan para pemimpin Eropa. Saat ini perhatian para pemimpin Eropa beralih ke masalah keuangan Spanyol dan Italia yang perekonomiannya jauh lebih besar dibandingkan Yunani.