kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.875   60,00   0,38%
  • IDX 7.200   -45,73   -0,63%
  • KOMPAS100 1.102   -8,07   -0,73%
  • LQ45 873   -6,30   -0,72%
  • ISSI 220   -2,35   -1,06%
  • IDX30 448   -4,16   -0,92%
  • IDXHIDIV20 539   -6,56   -1,20%
  • IDX80 126   -0,89   -0,70%
  • IDXV30 132   -4,54   -3,33%
  • IDXQ30 148   -1,52   -1,02%

Mexico Bersiap Ambil Tindakan Balasan Hadapi Ancaman Tarif 25% dari Donald Trump


Kamis, 28 November 2024 / 15:01 WIB
Mexico Bersiap Ambil Tindakan Balasan Hadapi Ancaman Tarif 25% dari Donald Trump
ILUSTRASI. Presiden Meksiko, menegaskan bahwa negaranya akan mengambil tindakan balasan jika Trump merealisasikan tarif impor 25% secara menyeluruh.. REUTERS/Jonathan Drake 


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - MEXICO CITYPresiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, menegaskan bahwa negaranya akan mengambil tindakan balasan jika Presiden AS terpilih, Donald Trump, merealisasikan ancamannya untuk memberlakukan tarif impor 25% secara menyeluruh.

Dalam konferensi pers pada Rabu, Sheinbaum menyatakan bahwa langkah tersebut dapat menyebabkan kehilangan hingga 400.000 pekerjaan di AS dan meningkatkan harga bagi konsumen Amerika.

"Jika ada tarif dari AS, Meksiko juga akan menaikkan tarif," kata Sheinbaum, memberikan sinyal jelas bahwa pemerintahnya bersiap untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional mereka.

Baca Juga: Berita Donald Trump dan Dibukanya Akses Investor Institusi Dorong Transaksi Kripto

Dampak pada Hubungan Dagang dan Ekonomi Regional

Menteri Ekonomi Meksiko, Marcelo Ebrard, menekankan pentingnya kerja sama regional dibandingkan perang tarif yang hanya akan merugikan kedua belah pihak.

Ia memperingatkan bahwa tarif tersebut melanggar perjanjian perdagangan USMCA (Amerika Serikat-Meksiko-Kanada), yang dirancang untuk meningkatkan integrasi ekonomi di kawasan itu.

"Ini seperti menembak kaki sendiri," ujar Ebrard, merujuk pada dampak negatif tarif terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di Meksiko.

Salah satu sektor yang paling terdampak adalah industri otomotif, di mana merek besar seperti Ford, General Motors (GM), dan Stellantis menjadi eksportir utama lintas batas. Meksiko memproduksi 88% truk pikap yang dijual di AS.

Menurut Ebrard, tarif ini dapat meningkatkan harga rata-rata kendaraan tersebut hingga US$3.000, yang akan memengaruhi konsumen di wilayah pedesaan AS, basis pendukung utama Trump.

Percakapan Trump dan Sheinbaum

Trump menyatakan dalam platformnya, Truth Social, bahwa Sheinbaum telah sepakat untuk mengendalikan migrasi melalui Meksiko demi menghentikan aliran migran dan narkoba ke AS.

Baca Juga: Pasokan Trump Bakal Bikin Harga LNG Dunia Tertekan, Indonesia Ikut Kena Getahnya

Namun, Sheinbaum menjawab pernyataan tersebut di X (dulu Twitter), menegaskan strategi migrasi Meksiko fokus pada penanganan migran sebelum mereka mencapai perbatasan.

"Sikap Meksiko bukan untuk menutup perbatasan, melainkan membangun jembatan antar pemerintah dan rakyat," jelas Sheinbaum.

Dampak Tarif bagi Industri Otomotif

Analis dari Barclays memperkirakan tarif ini dapat menghapus semua keuntungan yang dihasilkan oleh tiga raksasa otomotif Detroit (Ford, GM, Stellantis).

"Meski sudah jelas bahwa tarif 25% secara menyeluruh dapat mengganggu, investor mungkin belum sepenuhnya memahami skala kerusakan yang dapat terjadi," tulis Barclays dalam sebuah catatan.

Ford, GM, dan Stellantis belum memberikan komentar resmi, tetapi asosiasi industri otomotif Meksiko, AMIA, menyatakan bahwa mereka akan bersiap menghadapi segala kemungkinan.

Tantangan bagi Perjanjian USMCA

Ketegangan perdagangan ini muncul menjelang peninjauan kembali perjanjian USMCA pada tahun 2026.

Analis memperkirakan renegosiasi besar-besaran akan diperlukan untuk menjaga stabilitas perdagangan di kawasan itu.

Baca Juga: Tanggapan Tiongkok Pasca Ancaman Tarif Trump: Tak Ada yang Memenangkan Perang Dagang

Menurut Katia Goya, Direktur Ekonomi Internasional di Grupo Financiero Banorte, konflik dagang semacam ini akan menekan pertumbuhan ekonomi AS, meningkatkan pengangguran, dan memicu inflasi.

Marcelo Ebrard menekankan pentingnya menjaga integrasi regional.

"Kita bisa saja memecah dan memfragmentasi dengan tarif, tetapi Meksiko tidak menginginkan konflik. Kita harus membangun kawasan yang lebih kuat," tutupnya.

Selanjutnya: Harga Pangan di Sulawesi Tengah Kamis (28/11): Cabai Keriting dan Cabai Rawit Turun

Menarik Dibaca: 2 Resep Masakan Kilat Bikin Nasi Goreng Bawang Putih Beraroma Gurih



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×